Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir angkat bicara soal kerugian PLN. Ia mengatakan, kerugian yang dialami PLN per September 2018 akibat kerugian selisih kurs. PLN juga tidak berencana menaikkan tarif listrik untuk menekan kerugian.
Ia menjelaskan, kerugian yang dialami PLN sebesar Rp 18,50 triliun di kuartal III-2018 ini karena memang PLN memiliki banyak utang dalam dollar AS. Seperti diketahui, dalam periode tiga bulan terakhir, pergerakan dollar AS terhadap rupiah cenderung bervotalias di kisaran Rp 15.000.
"Kan kami punya utang misalnya utang dolar AS, hari ini kan enggak dieksekusi utangnya, enggak dilunasi, cuma ada selisih kurs maka kami bukukan kerugian," jelas dia saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (31/10).
Dus, ia bilang, masyarakat tak perlu panik dengan kerugian PLN, karena hal tersebut tidaklah riil. Karena secara operasional, kata Sofyan, PLN masih ada keuntungan.
"Kan gini, ada kerugian operasional, ada kerugian kurs. Yang tadi pembukuan itu kerugian kurs, karena utang kami semisal US$ 10 juta sekarang ini menjadi lebih besar kan. Tapi kalau operasional kami untung, cashflow kami kuat," tambah dia.
Kata Sofyan, PLN tidak perlu lagi melakukan restrukturisasi utang. Sebab, belum lama ini PLN mendapatkan dana dari obligasi senilai US$ 1,5 miliar dan eurobond US$ 500 juta, untuk reprofiling utang.
"Likuiditas juga masih surplus US$ 500 juta. Jadi keuangan PLN tidak memiliki masalah, kewajiban akan diselesaikan," katanya. Sehingga, di tahun depan pun juga belum ada rencana untuk kenaikan tarif listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News