kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Meski Ada Hambatan, Produksi Alat Berat Nasional Ditargetkan Tetap Capai 8.000 Unit


Senin, 28 Oktober 2024 / 18:44 WIB
Meski Ada Hambatan, Produksi Alat Berat Nasional Ditargetkan Tetap Capai 8.000 Unit
ILUSTRASI. Pasar alat berat nasional perlahan mulai pulih seiring membaiknya permintaan produk dari para pelanggan. KONTAN/Muradi


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar alat berat nasional perlahan mulai pulih seiring membaiknya permintaan produk dari para pelanggan. Walau begitu, pihak produsen masih mengalami kendala impor komponen alat berat.

Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Giri Kus Anggoro menyebut, produksi alat berat nasional tercatat sebesar 5.138 unit pada Januari-September 2024 atau berkurang sekitar 18% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6.248 unit.

Walau begitu, Hinabi menyebut produksi alat berat nasional ada kenaikan 10% sepanjang kuartal III-2024 dibandingkan kuartal II-2024.

"Ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan alat berat untuk operasi pertambangan batubara dan nikel serta perkebunan," ujar dia, Senin (28/10).

Baca Juga: Produksi Alat Berat Tahun Ini Diproyeksi Terkoreksi, Ini Pemicunya

Berkaca dari hasil di kuartal ketiga, Hinabi tetap optimistis target produksi alat berat nasional sebesar 8.000 unit dapat tercapai pada akhir tahun nanti. Mayoritas hasil produksi alat berat di Indonesia masih terserap untuk sektor pertambangan, perkebunan, dan konstruksi.

Persaingan pasar alat berat pun makin ketat seiring banyaknya merek-merek baru yang hadir di Indonesia, terutama alat berat asal China. Hal ini membuat para pelanggan memiliki lebih banyak opsi untuk membeli alat berat yang cocok untuk kebutuhan bisnisnya.

Di sisi lain, Hinabi mengaku masih ada beberapa perusahaan manufaktur alat berat yang kesulitan mengimpor bahan baku dan komponen alat berat. Padahal, pasokan bahan baku atau komponen alat berat di pasar global mulai membaik.

Kesulitan ini disebabkan kuota impor yang disetujui pemerintah ternyata belum sesuai dengan kebutuhan produsen alat berat yang bersangkutan. "Selain itu, proses pengajuan pertimbangan teknis (Pertek) untuk keperluan persetujuan impor dari kementerian terkait masih membutuhkan waktu relatif lama," ungkap Giri.

Baca Juga: Persaingan Ketat Industri Alat Berat di Indonesia: Merek China Membanjiri Pasar

Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan penjualan alat berat merek Komatsu sebanyak 2.950 unit hingga Agustus 2024 atau menyusut 25,33% secara tahunan. Kendati demikian, UNTR tetap menargetkan penjualan alat berat tahun ini dapat mencapai 4.500 unit seiring pemulihan permintaan pasar.

"Sementara ini kami masih berupaya mencapai proyeksi tersebut," imbuh Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis, Jumat (25/10).

Pihak UNTR mengutamakan layanan optimal kepada para pelanggan, termasuk dalam lingkup layanan purnajual. Hal ini demi memastikan alat berat yang dioperasikan pelanggan memiliki produktivitas yang andal dan umur pakai yang optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×