kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.439.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Persaingan Ketat Industri Alat Berat di Indonesia: Merek China Membanjiri Pasar


Rabu, 04 September 2024 / 17:26 WIB
Persaingan Ketat Industri Alat Berat di Indonesia: Merek China Membanjiri Pasar
ILUSTRASI. Persaingan dalam industri alat berat di Indonesia semakin meningkat seiring dengan membanjirnya produk-produk dari China.? Foto: intracopenta.com


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri alat berat di Indonesia semakin kompetitif seiring dengan meningkatnya volume impor produk-produk dari China.

PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) sebagai pemain utama dalam industri ini menyadari bahwa kehadiran merek-merek asing, khususnya dari China, telah meningkatkan persaingan di pasar domestik.

Tantangan dari Merek Asing: Jepang, Korea, dan China

Sekretaris Perusahaan United Tractors (UNTR), Sara K. Loebis, mengungkapkan bahwa saat ini pasar alat berat di Indonesia dipenuhi oleh berbagai merek, terutama dari Jepang, Korea, dan China.

Baca Juga: Strategi United Tractors (UNTR) Hadapi Persaingan Produk Alat Berat

Keberagaman ini membuat persaingan semakin ketat, mengingat kebutuhan alat berat di Indonesia yang bervariasi—mulai dari alat kecil untuk proyek skala menengah hingga alat besar untuk proyek jangka panjang.

Sara menekankan bahwa UNTR tetap berkomitmen untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan menjaga kualitas layanan pelanggan, terutama dalam layanan purna jual.

Salah satu strategi yang diandalkan UNTR adalah penerapan prinsip dual product line, yang telah terbukti mampu mempertahankan pangsa pasar. Produk unggulan UNTR difokuskan pada segmen yang membutuhkan produktivitas tinggi dan pekerjaan berat, dengan memberikan nilai tambah yang memuaskan pelanggan.

 

Selain itu, UNTR juga memanfaatkan teknologi digital untuk memantau armada alat berat secara real-time, yang membantu mengurangi kekhawatiran terkait pemeliharaan.

UNTR optimis bahwa dalam tiga bulan ke depan akan terjadi peningkatan permintaan di pasar alat berat, meskipun pada semester pertama tahun ini terjadi penurunan penjualan sebesar 29,17% YoY menjadi 2.515 unit untuk merek Komatsu.

Dengan optimisme ini, UNTR telah meningkatkan target penjualan alat berat dari 4.000 unit menjadi 4.500 unit pada tahun ini, dengan fokus pada sektor pertambangan.

Kesiapan Kobexindo Tractors Menghadapi Persaingan

Di sisi lain, PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) juga menunjukkan kesiapan untuk bersaing dengan produk-produk dari China. Corporate Secretary Kobexindo Tractors, Gabrielle Azelia, mengungkapkan bahwa pihaknya siap bersaing dalam hal kualitas produk dan harga.

Kobexindo tidak hanya fokus pada penjualan produk, tetapi juga memperkuat layanan purna jual seperti ketersediaan suku cadang dan jasa perbaikan.

Baca Juga: Kobexindo Tractors (KOBX) Incar Pendapatan Rp 2,16 Triliun

Gabrielle mengakui bahwa pasar alat berat, khususnya di sektor pertambangan, menghadapi tantangan pertumbuhan akibat keterbatasan izin lokasi tambang dan fluktuasi harga. Untuk mengatasi hal ini, Kobexindo mengandalkan pengalaman lebih dari dua dekade serta keunggulan produk yang tahan lama.

Selain itu, mereka juga memiliki jaringan cabang dan site office yang tersebar di seluruh Indonesia, yang didukung oleh suku cadang yang selalu tersedia dan mekanik yang berpengalaman.

Dalam menghadapi pasar yang semakin kompetitif, Kobexindo juga melakukan diversifikasi produk ke segmen non-pertambangan, seperti forklift untuk industri manufaktur dan logistik.

Mereka juga memperkuat portofolio produk dengan memasukkan alat berat segmen konstruksi dan infrastruktur, termasuk excavator kelas kecil hingga menengah dari Develon, serta bulldozer dan motor grader dari Shantui. Shantui Bulldozer, misalnya, dikenal sebagai bulldozer dengan penjualan nomor satu di China dan nomor dua di pasar internasional.

 

Dampak Kehadiran Merek Alat Berat dari China

Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), Giri Kus Anggoro, sebelumnya mengungkapkan bahwa keberadaan alat berat impor dari China memiliki dampak signifikan terhadap pangsa pasar produsen lokal.

Alat berat dari China yang diimpor secara utuh (completely built up/CBU) umumnya memiliki harga yang lebih murah karena biaya bahan baku, khususnya besi dan baja, lebih rendah. Selain itu, perjanjian perdagangan bebas (FTA) memungkinkan alat berat dari China masuk ke Indonesia dengan tarif bea masuk 0%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×