Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
Kendati demikian, Joy menilai bahwa hal ini tidak lantas membuat pasar tekstil dan produk tekstil (TPT) Australia menjadi lebih menarik dibanding sebelumnya. Menurutnya, pasar-pasar TPT ekspor seperti Asia, Eropa dan Amerika memiliki daya tarik yang lebih menarik lantaran memiliki ukuran pasar alias market size yang lebih besar, permintaan yang lebih tinggi, serta faktor-faktor lainnya.
“Australia pasarnya tidak terlalu besar, dan lagi loyalitas terhadap brand setempatnya juga besar,” ujar Joy.
Baca Juga: Hipmi: Alih teknologi dalam kerja sama IA-CEPA harus jalan
Sepanjang Januari-Maret 2020 lalu, Sritex membukukan penjualan bersih sebesar US$ 316,61 juta, atau turun tipis 0,07% dibanding penjualan pada periode sama tahun lalu. Secara terperinci, angka penjualan tersebut terdiri dari penjualan domestik sebesar US$ 127,47 juta atau setara dengan 40,26% dari total penjualan, serta penjualan ekspor sebesar US$ 189,13 juta atau lebih dari 59% dari total penjualan.
Meski mencatatkan penurunan pada sisi penjualan, Sritex berhasil membukukan pertumbuhan mini pada sisi bottom line. Melansir laporan keuangan interim perusahaan. laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Sritex naik tipis 0,61% dari semula US$ 28,04 juta di kuartal I 2019 menjadi US$ 28,22 juta di kuartal I 2020.
Baca Juga: IA-CEPA resmi berlaku hari ini, bea masuk ekspor RI ke Australia jadi 0%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News