kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski belum berdampak, Adaro Energy dan Bumi Resources tetap waspadai virus corona


Selasa, 11 Februari 2020 / 17:11 WIB
Meski belum berdampak, Adaro Energy dan Bumi Resources tetap waspadai virus corona
ILUSTRASI. Tambang batubara PT Adaro Enrgy Tbk


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona yang menyebar dalam beberapa pekan terakhir mengancam perekonomian China selaku salah satu konsumen batubara terbesar di dunia. Hal ini menjadi perhatian bagi sejumlah perusahaan batubara di Indonesia.

Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira mengatakan, sampai saat ini merebaknya virus corona belum berdampak langsung terhadap pendapatan perusahaan. Wabah tersebut justru menimbulkan potensi peningkatan kebutuhan batubara dari China.

Pasalnya, produksi batubara domestik Negeri Tirai Bambu kemungkinan terganggu lantaran beberapa tambang di sana tidak beroperasi maksimal seiring menyebarnya virus corona. Kondisi tersebut membuat China kekurangan pasokan batubara di dalam negerinya sendiri.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Menuntaskan Proyek PLTU

“Diharapkan permintaan impor batubara oleh China akan meningkat untuk mengisi kekosongan pasokan domestiknya,” terang dia, Selasa (11/2).

Ia melanjutkan, Adaro Energy pada dasarnya memiliki banyak pelanggan dari berbagai negara sehingga portofolio pasar ekspornya berimbang. Lantas, perusahaan memiliki privilese untuk mengalihkan pangsa pasar manakala efek virus corona terhadap industri batubara mulai terasa secara signifikan.

Sebagai catatan, per kuartal III-2019, pendapatan emiten berkode saham ADRO tersebut mencapai US$ 2,65 miliar. Dari jumlah tersebut, penjualan batubara ekspor sebesar US$ 1,98 juta. Adapun penjualan batubara ke China tercatat sebesar US$ 294,05 juta.

Baca Juga: Adaro (ADRO) Siap Ekspansi ke Bisnis Energi Baru Terbarukan

Selain China, ADRO juga mengekspor batubara ke sejumlah negara lain. Misalnya Malaysia, India, Korea, dan Jepang. “69% volume penjualan Adaro adalah ke pasar Asia Tenggara dan Asia Timur di luar China. Sedangkan penjualan ke China sebanyak 13% di kuartal tiga lalu,” ungkap Febriati.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengaku, sejauh ini ekspor batubara BUMI ke China masih berjalan normal meski kekhawatiran virus corona terus mencuat.

Terlepas dari itu, manajemen BUMI tetap waspada dan terus mencermati dampak virus tersebut terhadap permintaan batubara dari Negeri Tirai Bambu. “Kami masih harus menunggu dan melihat apakah ada dampak (virus corona) di masa depan,” ujar dia, hari ini.

Ia pun menyebut, pada dasarnya masih sulit memproyeksikan potensi ekspor batubara ke China pada tahun ini. Meski begitu, BUMI selalu membuka kemungkinan mengubah pangsa pasarnya apabila virus corona terus mengancam kinerja perusahaan.

Baca Juga: Aksi Bumi Resources (BUMI) Bangun Proyek Gasifikasi Batubara di Kalimantan

Sekadar informasi, tahun lalu BUMI memproduksi 86,3 juta ton batubara dengan volume penjualan sebesar 87,7 juta ton. “Penjualan ekspor ke China diperkirakan memiliki porsi sekitar 19%,” ungkap Dileep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×