kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

Meski harga gas akan turun, industri TPT tetap optimalkan efisiensi


Senin, 13 Januari 2020 / 17:39 WIB
Meski harga gas akan turun, industri TPT tetap optimalkan efisiensi
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan proses pembuatan benang polyester di pabrik PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (15/7). Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tetap mengoptimalkan efisiensi meski harga gas akan turun.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mengapresiasi positif rencana penurunan harga gas industri pada bulan Maret 2020 nanti. Walaupun realisasi penurunan harga gas ini sudah dinanti sejak 2015, namun belum terlihat kejelasannya.

Executive Member Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSYFI) Prama Yudha Amdan mengatakan, rencana penurunan harga gas ini menjadi gestur positif negara terhadap industri. "Ini bakal jadi vitamin bagi industri TPT, karena di sektor hulu biaya energi ialah yang terbesar porsinya bagi beban produksi setelah bahan baku," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/1).

Baca Juga: Pupuk Indonesia sambut baik rencana penurunan harga gas industri

Tapi energi gas hanya satu dari beberapa persoalan di industri TPT. Prama mengatakan, industri ini memiliki beban produksi yang cukup tinggi, selain mengandalkan gas beberapa pabrikan juga menggunakan energi listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menjalankan mesin produksi.

Lebih lanjut Prama menyebut penurunan harga gas ini menyelesaikan separuh permasalahan energi industri yang masih mahal. Terkait listrik, ia mengatakan, para pelaku industri TPT tengah menunggu kebijakan paket ekonomi dari PLN yang berencana memberikan insentif kepada dunia usaha.

Prama yang juga Head of Corporate Communications and Public Relations PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), produsen TPT, membenarkan bahwa tahun ini adalah waktu yang tepat untuk perusahaan lebih ekspansif. Di momentum kali ini impor barang TPT tengah direstriksi.

Namun dampak penurunan harga gas mesti diukur usai penerapan harga gas baru. Paling tidak, di kuartal II 2020, baru dapat disimpulkan apakah POLY mengincar target baru di tahun ini.

Baca Juga: Harga gas bakal turun, produsen kaca lembaran bersiap tingkatkan produksi

Saat ini, POLY fokus menggarap produk bernilai tambah (added value) dan memodernisasi permesinan, disamping melakukan pelebaran pasar. Kata Prama, biaya energi memakan 20%-25% dari total ongkos POLY setiap tahunnya, sehingga perlu menyiasati efisiensinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×