kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pupuk Indonesia sambut baik rencana penurunan harga gas industri


Senin, 13 Januari 2020 / 17:16 WIB
Pupuk Indonesia sambut baik rencana penurunan harga gas industri
ILUSTRASI. Wacana penurunan harga gas Industri membawa angin segar bagi industri pupuk. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana penurunan harga gas Industri membawa angin segar bagi industri pupuk. Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan penurunan harga gas industri bisa berdampak pada penghematan subsidi serta menunjang keberlangsungan industri pupuk dalam negeri dan juga kinerja Pupuk Indonesia secara khusus.

Pasalnya, komponen biaya gas industri memiliki porsi yang tidak sedikit dalam struktur biaya produksi Pupuk Indonesia. Adapun total 891 juta kaki kubik per hari (million standard cubic per feet per day/mmscfd).

Baca Juga: Erick Thohir mengancam copot direksi BUMN yang menyulap laporan keuangan

“Komponen biaya produksi terbesar yang terbesar adalah biaya gas, bisa mencapai 70% dari total biaya produksi,” kata Wijaya kepada Kontan.co.id (13/01).

Lebih lanjut, Wijaya juga menambahkan bahwa penurunan harga gas industri yang ada juga bisa memperkuat daya saing pelaku industri pupuk dalam negeri, termasuk di antaranya Pupuk Indonesia di pasaran pupuk internasional.

Maklum saja, selain melakukan penjualan pupuk yang bersifat penugasan (public service obligation) dan komersil di pasar domestik, Holding BUMN Pupuk ini juga melakukan penjualan ekspor dengan menyasar pasar di regional Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina.

Baca Juga: Dicopot Erick Thohir dari Pupuk Indonesia, Yanuar Rizky: Ada like and dislike

Mengacu kepada Laporan Keuangan PT Pupuk Indonesia (Persero) tahun 2018, Pupuk Indonesia Group berhasil meraih penguasaan pasar urea ekspor di pasar regional Asia Tenggara sebesar 23,45% pada tahun 2018.




TERBARU

[X]
×