kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski kinerja semester I tak memuaskan, Acset (ACST) tetap optimistis tahun ini


Rabu, 18 Agustus 2021 / 21:12 WIB
Meski kinerja semester I tak memuaskan, Acset (ACST) tetap optimistis tahun ini
ILUSTRASI. Direksi PT Acset Indonusa Tbk pada saat penyelenggaraan Paparan Publik Virtual 2021 yang diadakan pada Rabu (18/8)


Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten konstruksi PT Acset Indonusa Tbk (ACST) masih mengalami penurunan kinerja pada semester I-2021. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, ACST membukukan penurunan pendapatan sebesar 13,98% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 644,06 miliar dari sebelumnya Rp 748,74 miliar.

Direktur PT Acset Indonusa Tbk (ACST) David Widjaja mengaku, tetap optimistis pendapatan dan laba perseroan bisa berkembang hingga akhir tahun 2021.

“Di sisi lain, ACST bisa mengurangi kerugian dikarenakan biaya operasional semakin mengecil dan memperbaiki kinerja keuangan serta menekan biaya bunga perusahaan,” ucap David dalam public expose melalui zoom webinar, Rabu (18/8).

David tidak bisa menjelaskan secara rinci terkait kontrak proyek baru hingga akhir tahun 2021. Namun, hingga 30 Juni 2021, ACST sudah meraih kontrak sebesar Rp 191 miliar.

Baca Juga: Acset Indonusa (ACST) meraup kontrak baru Rp 191 miliar di semester pertama

Meliputi pekerjaan fondasi Jembatan Layang Arumaya Residence, fondasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Center dan fondasi Jalur Kereta Api Bogor-Sukabumi.

Sementara itu, ACST sudah dinyatakan lulus pre-kualifikasi tender proyek tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) elevated Cikunir-Ulujami.

Hingga akhir tahun 2021, ACST akan fokus pada proyek JORR elevated Cikunir-Ulujami. Selain itu, pada proyek bangunan dan infrastruktur sesuai dengan kapasitas serta kemampuan ACST sendiri.

“Kontrak baru tergantung kapasitas dan kemampuan ACST. Jadi, harus benar-benar menselesksi proyek-proyek. Harapan ke depan bisa dapat berkembang lagi,” ucapnya.

David menjelaskan, capital expenditure (capex) yang digelontorkan ACST hingga akhir tahun 2021 sebesar Rp 8 miliar - Rp 10 miliar. Sebesar Rp 8,5 miliar, digunakan untuk menambah dan mengganti alat produksi ACST yang sudah habis masa pakainya.

Ia bilang sisanya guna melengkapi value chain yang ada melalui anak perusahaan yang bergerak di bidang rental alat berat, jasa formwork, rental passenger hoist dan tower crane maupun entitas asosiasi yang menyediakan jasa concrete pumping.

“Spending untuk capex ini sangat tergantung dari proyek yang kita dapatkan,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×