kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski pendapatan meningkat, laba bersih PLN tergerus 62,6% di 2019


Selasa, 19 Mei 2020 / 13:12 WIB
Meski pendapatan meningkat, laba bersih PLN tergerus 62,6% di 2019
ILUSTRASI. JAKARTA,31/01-TARIF DASAR LISTRIK. Teknisi melakukan perawatan instalasi listrik di kawasan perkantoran Jakarta, Rabu (31/01). Pemerintah memastikan tarif listrik tidak akan naik pada Januari-Maret 2018. Tarif dasar listrik tersebut masih mengacu pada per


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 4,67% year on year (yoy) pada tahun 2019 lalu menjadi Rp 285,64 triliun. Pada tahun 2018 silam pendapatan PLN tercatat sebesar Rp 272,89 triliun.

Kendati mencatatkan kenaikan pendapatan, jika dirinci terjadi penurunan raihan dari kegiatan penyambungan pelanggan. Pada 2018 lalu penyambungan pelanggan berkontribusi Rp 7,30 triliun sementara tahun lalu turun menjadi Rp 6,93 triliun.

Di sisi lain laba bersih PLN tergerus sepanjang tahun lalu. PLN membukukan laba bersih Rp 4,32 triliun atau turun signifikan 62,6% yoy di mana pada periode yang sama di tahun sebelumnya PLN sukses mencetak laba Rp 11,57 triliun.

Baca Juga: Pemerintah pastikan pasokan listrik sepekan jelang lebaran aman

Adapun, laba operasi setelah subsidi pemerintah tercatat sebesar Rp 44,16 triliun dengan EBITDA tahun 2019 Rp 81,66 triliun.

PLN dalam keterangan resminya menyebutkan, kesuksesan mencetak kenaikan pendapatan dapat diraih di tengah kondisi tarif yang tidak mengalami kenaikan

"Perseroan bertumbuh secara konsisten di mana kenaikan volume penjualan kWh menjadi sebesar 245,52 Terra Watt hour (TWh) atau naik 4,65% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 234,62 TWh," ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka dalam keterangan resmi, Selasa (19/5).

Ia melanjutkan, peningkatan penjualan kWh ini didukung oleh adanya pertumbuhan jumlah pelanggan hingga pengujung tahun 2019 yang telah mencapai 75,7 juta pelanggan dengan daya tersambung 136.600 MVA.

Raihan ini setara penambahan 3,8 juta pelanggan dengan daya 7.700 MVA dari posisi akhir Desember 2018 sebesar 71,9 juta pelanggan.

Made menerangkan, penambahan pelanggan ini berdampak pada tingkatan rasio elektrifikasi nasional. Pada tahun 2018 lalu RE berada pada kisaran 98,3% dan meningkat menjadi 98,89% pada akhir tahun 2019.

"Secara operasional, hingga akhir tahun 2019, perusahaan telah berhasil menambah kapasitas terpasang pembangkit sebesar 4.588 Mega Watt (MW) dari 57.646 MW pada tahun 2018 menjadi 62.234 MW pada tahun 2019," papar Made.

Adanya peningkatan kinerja juga tercermin lewat penambahan jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi menjadi 6.211 kilometer sirkuit (kms) di 2019.

Baca Juga: Usai lebaran, PLN akan menjalani skenario The New Normal

Pada tahun 2018 lalu masih berada di angka 53.606 kms dan kini menjadi 59.817 kms.

PLN juga turut meningkatkan kapasitas Gardu Induk sebesar 17.507 Mega Volt Ampere (MVA) dari 131.164 MVA pada tahun 2018 menjadi 148.671 MVA di tahun 2019.

Adapun, hasil audit subsidi dan kompensasi yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) menunjukkan terjadinya penurunan Biaya Pokok Produksi (BPP) tahun 2019 dibandingkan 2018.

"Hal ini merupakan hasil dari upaya efisiensi yang dilakukan oleh PLN selama tahun 2019," tandas Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×