Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Selangkah lagi dunia mengalami pandemi flu babi. Namun di Indonesia, penjualan daging babi seakan tak terpengaruh dengan merebaknya berita tersebut. Bahkan, restoran serta ritel yang menjual daging babi tak merasakan adanya penurunan penjualan.
Pemilik restoran Batak Lapo Tondongto Joy Saragih bilang, rata-rata pelanggannya seakan tidak peduli dengan merebaknya flu babi belakangan ini. Karena, sebagian besar customer Joy merupakan orang Batak tulen, yang tidak bisa dipisahkan dari konsumsi daging babi. "Jadi, sama sekali tidak ada imbas berita flu babi itu," ujarnya.
Lagipula, Joy mengaku memasak daging babi tersebut dengan cara Batak yang khas. "Dengan cara itu, dijamin aman dari virus," tandas bapak 52 tahun yang berpenampilan sederhana ini.
Joy yang sudah berjualan sejak tahun 1994 ini menuturkan, selama ini restorannya membeli daging babi yang sudah diberi cap sehat di daerah Senen. Setiap hari, Joy bisa membeli sekitar 100 kilogram daging babi segar. "Kami beli melalui agen pemotongan resmi," ujarnya.
Menurut Joy, virus flu babi belum masuk ke Indonesia. Jadi, daging babi lokal masih belum terkena penyakit tersebut. "Saya sudah tiga kali menemui isu serupa. Selama saya berjualan, tidak pernah ada imbasnya," tegas Joy.
Lebih lanjut Joy juga bilang, pasokan daging babi di Jakarta masih normal. "Tidak ada kelangkaan daging babi. Harganya juga tidak naik. Masih sekitar Rp50.000 sampai 60.000 an per kilo," ujarnya.
Sehingga, harga menu makanan di Lapo Tondongta juga tidak naik. Seporsi lauk daging babi dibanderol antara Rp 11.000 sampai Rp 15.000. Sementara di Restoran Manado, yang juga mengaku tidak menaikkan harga, seporsi menu babi harganya Rp 25.000 sampai Rp 30.000.
Walaupun begitu, menurut Joy, ketika dirinya ke pasar, banyak pedagang daging babi untuk segmen rumahan yang turun penjualannya. "Ada kenalan saya, biasanya dia jual 20 ekor sehari, kini hanya 15 ekor sehari," lanjutnya.
Namun, ketika KONTAN mengecek ke peritel modern seperti di Carrefour Permata Hijau, di tempat ini ternyata tidak terjadi penurunan penjualan daging babi. "Semuanya biasa saja," ujar seorang petugas konter daging di Carrefour Permata Hijau.
Petugas tadi menginformasikan, selama ini penjualan daging babi lokal di Carrefour Permata Hijau memang tidak banyak. Sehingga stok daging babi yang dipajang juga tidak banyak. "Kami jamin daging babi yang ada bebas penyakit serta masih segar," ujarnya.
Harga daging babi lokal di Carrefour Permata Hijau sekitar Rp 62.000 sampai Rp 90.000 per kilonya. "Sama sekali tidak ada kenaikan harga daging babi di sini," ujar petugas tersebut lebih lanjut.
Sementara itu, di Ranch Market Pondok Indah juga tidak terjadi penurunan penjualan. "Memang banyak yang tanya informasi mengenai kualitas daging babi, akan tetapi penjualannya tetap sama," ujar Novita, staff konter daging.
Harga daging babi lokal di sini juga tidak naik, masih sekitar Rp 50.000 sampai rp 60.000 per kilo untuk daging babi lokal dan diatas Rp 60.000 untuk daging babi impor Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News