kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

METI: Permen ESDM PLTS Atap akan memacu individu dan rumah tangga pasang panel surya


Selasa, 14 September 2021 / 10:14 WIB
METI: Permen ESDM PLTS Atap akan memacu individu dan rumah tangga pasang panel surya
ILUSTRASI. Pemasangan PLTS Atap lebih banyak meningkatkan investasi individu dari skala rumah tangga.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menilai terbitnya Permen ESDM No 26 Tahun 2021 tentang PLTS Atap sebagai revisi Permen ESDMNo.49/2018 membuka harapan besar bagi pengembangan solar PV untuk skala individu dan industri melalui PLTS Atap. 

"Selama ini Permen ESDM No.49/2018 termasuk faktor penghambat pengembangan PLTS Atap yang sebelumnya digadang-gadang akan dapat mempercepat peningkatan porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional," kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma  kepada Kontan.co.id, Senin (13/9). 

Surya menceritakan, selama 3-4 tahun sejak gerakan sejuta surya atap diluncurkan oleh pemangku kepentingan energi terbarukan yang ditandatangani bersama pada 17 September 2017 pada acara Indo EBTKE Conex 2017 yang dilaksanakan oleh METI, ternyata PLTS Atap hanya terpasang sekitar 35 MW. Surya menilai, realisasi tersebut sangat jauh dari harapan. 

Baca Juga: Kata AESI soal terbitnya Permen PLTS Atap

Oleh karena itulah, METI bersama dengan asosiasi energi terbarukan lainnya bersama-sama mengusulkan kepada Menteri ESDM untuk melakukan kajian ulang dan merevisi Permen ESDM No.49 tahun 2018. Surya bersyukur perjuangan panjang dan penuh dengan pro kontra berujung pada terbitnya Permen ESDM No 26 Tahun 2021. 

"Banyak harapan yang tertumpu pada Permen ESDM yang baru ini. Walaupun keadaan saat ini, kondisi kelistrikan nasional sedang mengalami kelebihan pasokan akibat pandemi Covid 19 yang sudah hampir dua tahun. Namun, PLTS Atap seharusnya tidak mempengaruhi kelebihan pasokan tersebut," ujar Surya. 

Dia melihat, nantinya pemasangan PLTS Atap lebih banyak meningkatkan investasi individu dari skala rumah tangga dan mungkin kebutuhan industri untuk pemakaian sendiri. Adapun  yang terjadi adalah peningkatan pemanfaatan sendiri dan akan mengurangi penerimaan PLN akibat pengurangan penggunaan listrik PLN karena sudah menggunakan PLTS Atap milik sendiri. 

Baca Juga: PLTS terus didorong, pemanfaatan gas bumi masih diperlukan

Bagi individu rumah tangga, tentu akan semakin terpacu pemasangannya karena listrik yang diproduksikan akan diberlakukan ekspor impor dengan perbandingan 1:1. Surya bilang, konsumen tidak merasa dirugikan karena ekspor listrik dari PLTS Atap bisa masuk ke jaringan PLN dan nanti akan bisa dipergunakan kembali sebesar 100% dari yang diekspor. Dengan perhitungan perlakuan ini berarti tingkat pengembalian investasi bagi konsumen yang memproduksikan listrik sendiri dari PLTS Atap, akan lebih cepat kembali.

"Mungkin bisa kembali dalam waktu kurang dari 10 tahun. Hal ini akan sangat menarik selain akan mengurangi pembayaran bulanan pada PLN juga akan bisa berinvestasi sendiri dengan harapan pengembalian yang lebih cepat," kata Surya. 

Dia melihat, ke depannya akan banyak muncul ESCO yang menawarkan pemasangan solar roof top pada rumah tangga yang berminat dengan pembayaran diambil dari selisih penghematan pembayaran bulanan yang selama ini dibayarkan pada PLN. Dengan kondisi ini tentu saja harapannya agar tujuan pengembangan PLTS Atap sebesar 3,6 GW hingga 2025 akan terwujud. 

Baca Juga: Kementerian ESDM menyebut PLTS akan menjadi tulang punggung pengembangan EBT

Dengan demikian, lanjut Surya,  nantinya akan membuka pasar PLTS dalam negeri yang lebih besar, sehingga akan meningkatkan investasi dan industri solar panel dalam negeri untuk mengurangi impor sebagaimana dijalankan selama ini.

Surya mengatakan, dengan adanya aturan ini maka tingkat pengembalian investasi akan menarik dan mendorong permintaan PLTS Atap. Potensi teknis pada segmen rumah tangga mencapai 655 GWp. Belum lagi potensi PLTS Atap pada bangunan komersial dan industri. Jika semua sektor bergerak positif, pasti akan dapat mengakselerasi PLTS Atap untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dalam bauran energi nasional.

Surya memproyeksikan, dalam jangka waktu dekat peningkatan pemanfaatan ini akan semakin terdorong daya tarik Permen ESDM No.26 tahun 2021, namun peningkatan akan terjadi secara linear dan secara perlahan kemudian akan meningkat secara eksponensial. 

"Kami sangat menaruh harapan pada Permen ESDM yang baru ini. Tinggal saja kesiapan PLN yang akan mengalami penurunan revenue yang harus diantisipasi dari sekarang. Namun penurunan revenue itu akan terjadi tidak signifikan dibandingkan income PLN lainnya," pungkas dia. 

Baca Juga: Menteri ESDM: Energi surya menjadi andalan dalam pengembangan energi terbarukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×