Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga real estat global terpantau menurun akibat biaya pinjaman yang meningkat. Hal ini membuat pembeli berpikir ulang untuk beli properti. Adapun, penurunan harga properti juga terdorong dari adanya kenaikan suku bunga acuan menjadi 5,50%.
Tercatat, harga rumah di Korea Selatan turun rata-rata 7,5% secara tahunan pada kuartal III-2022. Diikuti juga dengan Hong Kong, Peru, China, Selandia baru juga turun.
Mengutip Bloomberg, Minggu (25/12), secara keseluruhan, harga properti di 56 negara dan wilayah naik pada tingkat 8,8% pada kuartal ketiga 2022. Sedangkan harga properti di Inggris dan Kanada turun berdasarkan penyesuaian inflasi.
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Raih Marketing Sales Rp 1,51 Triliun Hingga November 2022
Laporan tersebut menggunakan data kuartal kedua untuk AS dan menemukan bahwa harga nominal properti naik 11% hingga 30 Juni dibandingkan tahun lalu. Pasar AS melambat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan tingkat hipotek yang lebih tinggi memukul permintaan dan mendorong beberapa penjual untuk menarik properti dari pasar.
Menanggapi ini, Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) Olivia Surodjo menjelaskan dengan naiknya suku bunga acuan, MTLA melihat suku bunga KPR akan tetap kompetitif dan masih menarik untuk konsumen. Menurutnya saat ini banyak bank masih menahan kenaikan suku bunga untuk KPR.
“Bank-bank besar juga masih menargetkan pertumbuhan KPR tahun depan jadi kami berharap tahun depan efek kenaikan suku bunga terhadap permintaan properti tidak terlalu tajam,” ungkap Olivia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/12).
Dengan harapan itu, Metland juga melihat harga properti di Indonesia tetap akan mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Hal ini lantaran adanya kenaikan harga tanah dan komponen bangunan. Sehingga efek kenaikan suku bunga tidak terlalu mengkhawatirkan Metland.
Metland tetap optimis prospek bisnis properti di tahun depan masih menjanjikan walaupun akan banyak tantangan. Untuk itu, di tahun 2023, Metland juga masih melihat situasi dan kondisi untuk menaikkan harga rumah tapak atau landed house.
“Properti residensial tetap menjadi andalan untuk marketing sales MTLA tahun depan dengan kontribusi penjualan di atas 70% dari total target,” ungkapnya.
Sebagai kebutuhan primer dan backlog akan rumah tinggal juga cukup tinggi, Metland juga melihat permintaan untuk rumah sebagai hunian masih akan ada. Hanya saja menurutnya perlu diperhatikan untuk kemampuan bayar oleh konsumen.
“Selama konsumen bisa membayar cicilan KPR dari pendapatannya maka pembelian akan terjadi,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News