Reporter: Venny Suryanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali mengerek perkiraan inflasi tahun ini. Sebelumnya BI meyakini inflasi pada tahun 2022 hanya sedikit lebih tinggi dari batas atas target inflasi yang sebesar 4% secara tahunan atawa YoY, kini BI memperkirakan inflasi tahun ini bisa tembus 5% YoY.
Menanggapi itu, Direktur Keuangan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), Olivia Surodjo, mengungkapkan kenaikan harga bahan bangunan konstruksi akibat kenaikan inflasi ini sudah dirasakan sejak beberapa waktu lalu. Sehingga, hal itu mengakibatkan kenaikan produksi dan harga pokok penjualan perseroan.
“Hal ini tentunya dapat menggerus margin profit kami,” jelas Olivia kepada Kontan.co.id, Rabu (31/9).
Baca Juga: Simak Jurus Jitu Emiten Properti Hadapi Kenaikan Suku Bunga Acuan
Tak hanya inflasi, suku bunga dan bahan bakar minyak (BBM) juga tengah naik. Namun, MTLA belum dapat memastikan apakah akan menaikkan harga produk jual saat ini. Olivia mengatakan pihaknya masih perlu mengalkulasi dahulu lonjakan inflasi selain kenaikan bahan baku konstruksi.
“Karena dalam waktu dekat kami masih menunggu update kenaikan suku bunga KPR, kenaikan BBM dan dampaknya terhadap harga-harga kebutuhan pokok lainnya,” lanjut dia.
Metropolitan Land melihat saat ini untuk produk-produk end user properti, terutama yang harga di bawah Rp 1 miliar tidak terlalu berpengaruh besar dengan adanya bayangan inflasi.
“Permintaan masih tetap ada. Untuk produk dengan kisaran harga Rp 1 miliar sampai Rp 3 miliar memang ada pengaruh sedikit,” tutur dia.
Baca Juga: Metropolitan Land Melihat Permintaan Ruang Perkantoran Masih Tertunda Sepanjang 2022
Namun, Metland juga akan mengantisipasi dengan beberapa strategi seperti menyiapkan produk-produk yang dapat diserap oleh target market sesuai dengan kemampuan bayar serta memberikan kemudahan cara bayar serta memberikan promo-promo menarik yang dapat dimanfaatkan calon konsumen.
Sebagai tambahan, hingga Juli 2022, marketing sales Metropolitan Land yang terdiri dari pre sales dan recurring revenue mencapai Rp 800 miliar dari target tahun ini senilai Rp 1,8 triliun. Raihan produk penjualan terutama 70% berasal dari proyek residensial (penjualan rumah dan ruko).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News