kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ministop dan Family Mart masuk Indonesia


Rabu, 02 Januari 2013 / 07:08 WIB
Ministop dan Family Mart masuk Indonesia
ILUSTRASI. Pekerja mempersiapkan ruangan studio yang sudah dibuka, di CGV Grand Indonesia di Jakarta,


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Pertumbuhan omzet bisnis ritel nasional selama 2013 diprediksi menurun menjadi hanya 8%-10% dibandingkan pertumbuhan 2012 yang di atas 10%. Tapi kekhawatiran mengenai tersendatnya bisnis ritel tidak mengurungkan niat investor asing masuk Indonesia. Buktinya sejumlah peritel asing akan masuk Indonesia.

Peritel asing yang akan masuk pasar Indonesia tersebut Family Mart dan Ministop. "Yang jelas, ada dua yang sudah pasti, yaitu Family Mart dan Minisitop," kata Pudjianto, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) baru-baru ini. 

Ia mengatakan, pemain asing tersebut akan semakin meramaikan ritel dengan format convenience store. Maklumlah, format ini terbilang baru berkembang di sini. Namun demikian, Pudjianto mengaku belum memiliki data jumlah pemain asing lain yang siap masuk tahun ini.

Family Mart merupakan convenience store asal Jepang yang digandeng Wings Group. Kabar kehadirannya di Indonesia sudah santer terdengar setahun belakangan ini.

Sama halnya Family Mart, Ministop juga merupakan convenience store asal Jepang. Perjanjian waralaba Ministop di Indonesia telah diteken oleh PT Bahagia Niaga Lestari pada Juli 2012.

Bahagia Niaga Lestari adalah pihak yang berelasi dengan PT Supra Boga Lestari Tbk, pengelola supermarket Ranch Market dan Farmers Market. Supra Boga sebelumnya menjual Bahagia Niaga di pengujung 2011. Belakangan, Supra Boga berniat mengakusisi kembali Bahagia Niaga lantaran tergiur bisnis convenience store.

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta menyebutkan bisnis ritel Indonesia menarik bagi investor asing karena masih banyak wilayah yang belum tergarap. Tapi Tutum melihat sudah tidak ada celah di ritel barang konsumsi karena pemainnya sudah banyak. "Setelah pangan, larinya ke kebutuhan primer kedua yaitu sandang," ujar dia.

Menurut Tutum, pasar yang masih gemuk untuk peritel asing ada di kelas menengah dan menengah bawah. Kendati demikian, dia tidak khawatir ritel lokal akan terpinggirkan. "Persaingan tidak tergantung lokal atau asing, tapi ekspansinya," ungkap Tutum.

Pandangan Executive Director Retail Measurement Services Nielsen, Teguh Yunanto, sedikit berbeda. Dia menilai ritel asing justru akan bermain di kelas menengah atas. Salah satu faktornya adalah regulasi yang memasukkan format ritel kecil seperti minimarket ke dalam daftar negatif investasi (DNI), sehingga tertutup bagi asing. "Ritel asing tak gampang bersaing dengan ritel lokal yang sudah menguasai kelas menengah bawah. Mereka harus ke atas," ujar Teguh. Sedangkan persaingan lebih banyak dipengaruhi oleh produknya.

Berdasarkan catatan KONTAN, selain convenience store, di tahun 2013 ada dua department store asing bakal merangsek ke pasar Indonesia. Yaitu Galeries Lafayette asal Prancis yang akan membuka gerai di Pacific Place Jakarta pada kuartal pertama tahun ini,  dan Parkson di St Moritz Jakarta di kuartal ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×