kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyakita Sulit Ditemukan di Pasaran, Apa Kata Mendag?


Kamis, 02 Februari 2023 / 09:55 WIB
Minyakita Sulit Ditemukan di Pasaran, Apa Kata Mendag?
ILUSTRASI. Mendag Zulkifli Hasan mengakui, Minyakita, minyak goreng kemasan bersubsidi yang diluncurkan pemerintah tahun lalu, langka di pasaran.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minyakita, minyak goreng kemasan bersubsidi yang diluncurkan pemerintah tahun lalu, langka di pasaran. Hal ini diketahui dari laporan dan keluhan warga di sejumlah daerah.

Bahkan, pedagang kini menjual harga Minyakita di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Di Palmerah, Jakarta Barat, misalnya, pedagang mengaku sudah kehabisan stok Minyakita sejak dua pekan yang lalu. 

"Kosong, sudah dari 2 minggu kemarin (stok Minyakita) kosong. Karena enggak ada stoknya dari sana (agen)," kata seorang pedagang bernama Armia, Selasa (31/1/2023). 

Sementara itu, pedagang di Pasar Anyar, Kota Tangerang telah menaikkan harga Minyakita Rp 3.000 lebih mahal dari HET (Rp 14.000). 

Engguan, penjual di Pasar Anyar mengatakan, kenaikan ini disebabkan oleh harga dari distributor yang sudah naik. 

"Karena harganya dinaikkan, saya jual segitu Rp 17.000. Ini saja tinggal 3 kantong (minyak saja). Stoknya sudah enggak ada lagi, karena barangnya langka," kata Engguan, Selasa. 

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Mulai Naik Meski Permintaan Relatif Stabil

Salahkan warga dan implementasi B35

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan sebelumnya juga mengakui adanya kelangkaan Minyakita di pasaran. Menurutnya, kelangkaan ini dikarenakan banyaknya konsumen yang berburu produk tersebut.

"Minyak goreng yang dijamin pemerintah itu, repotnya semua orang nyari minyak goreng itu Minyakita, sehingga kan berebut. Tentu karena rebutan stoknya jadi sedikit," kata Zulhas, Minggu (29/1/2023). 

Pihaknya pun telah meminta perusahaan Crude Palm Oil (CPO) agar menambah pasokan bahan bakunya. Dengan begitu, perbandingan pasokan minyak dalam negeri dan ekspor menjadi 1:6, dari 1:9. 

Ia menuturkan, upaya ini diharapkan membuat perusahaan mampu membanjiri pasokan CPO dalam negeri. Mendag Zulhas menuturkan, penyebab lain kelangkaan Minyakita adalah implementasi program B35 yang menyedot penggunaan CPO lebih banyak. 

"B20 itu nyedot CPO 9 juta, begitu berubah jadi B35 nambah 4 juta, jadi 13 juta disedot," kata Zulhas, Senin (30/1/2023). 

Baca Juga: Alasan Mendag Naikkan Suplai Minyak Goreng Sebesar 50% Mulai Februari 2023

Bantahan Airlangga 

Sementara itu, Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menampik implementasi B35 sebagai penyebab kelangkaan Minyakita. Menurutnya, B35 justru akan meningkatkan pasokan minyak sawit dalam negeri. 

"Kita antisipasi dengan peningkatan suplai di dalam negeri. Ini akan kita monitor, terutama menjelang hari besar," ujarnya di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Selasa (31/1/2023). 

Ia menuturkan, kelangkaan Minyakita kali ini lebih pada lemahnya permintaan atau demand di dalam negeri, bukan B35. Hal ini terjadi karena adanya kampanye deforestasi yang dilakukan negara-negara Eropa. 

"Ini sebabnya adalah lemahnya demand. Berkurangnya demand terjadi karena gerakan-gerakan di Eropa," jelas dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minyakita Langka di Pasaran, Mendag Salahkan Warga dan Implementasi B35"
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Sari Hardiyanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×