kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mochtar Riady, konseptor awal Ovo yang tak risih memakai handuk bolong


Jumat, 15 Mei 2020 / 00:43 WIB
Mochtar Riady, konseptor awal Ovo yang tak risih memakai handuk bolong
ILUSTRASI. Pendiri Lippo Group Mochtar Riady./pho KONTAN/Carolus Guas Waluyo/08/05/2019.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

Lantas, Mochtar menyinggung perkembangan revolusi industri pertama di dunia. Pada 1757 orang Inggris Raya menemukan mesin uap, kemudian diimplementasikan dalam bentuk kereta api, juga kapal api. "Orang Inggris menggunakan kapal api, untuk menaklukkan Asia, Afrika, Amerika dan seterusnya."

Dengan memiliki wilayah dan negara koloni yang begitu luas, maka Inggris Raya punya jaringan perdagangan yang besar. Alhasil, Inggris memiliki pengaruh untuk memperkirakan dan mengendalikan harga komoditas dengan patokan poundsterling. Maka tak heran apabila Inggris menjadi negara super power selama 300 tahun.

Baca Juga: Begini strategi Lippo Karawaci (LPKR) untuk menyehatkan keuangan perusahaan

Lebih dari 90 tahun sejak ditemukannya mesin uap, orang Amerika Serikat menemukan tenaga listrik. Akhirnya AS pun menjadi jaya hingga kini.

Singkat cerita, saat ini kekuatan dunia mulai bergeser ke kawasan Asia, tepatnya China. Mochtar bilang, Tiongkok menjelma menjadi kekuatan ekonomi dunia bukan dengan kerja keras dalam tempo semalam.

Terutama di era pemimpin Deng Xiaoping (1970-an), Tiongkok mulai membangun perekonomiannya. Pada 1987, Tiongkok mengirim 600.000 pelajar untuk menuntut ilmu ke dunia Barat. Setidaknya ada 18 juta pelajar Tiongkok menuntut ilmu ke luar negeri selama puluhan tahun.

Baca Juga: Keluarga Riady Beli Satu Miliar Saham Lippo Karawaci Saat Harga Saham LPKR Anjlok

Bukan hanya itu, kata Mochtar, Tiongkok juga mengundang para profesor dunia untuk mengajar di Negeri Tembok Raksasa tersebut. "Ada 7 juta mahasiswa yang lulus setiap tahun. Dari Jumlah itu, sebanyak 60% adalah engineering. Sekarang mungkin ada 140 juta engineering di Tiongkok," ungkap dia.




TERBARU

[X]
×