kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mochtar Riady, konseptor awal Ovo yang tak risih memakai handuk bolong


Jumat, 15 Mei 2020 / 00:43 WIB
Mochtar Riady, konseptor awal Ovo yang tak risih memakai handuk bolong
ILUSTRASI. Pendiri Lippo Group Mochtar Riady./pho KONTAN/Carolus Guas Waluyo/08/05/2019.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

Dengan SDM dan teknologi yang kuat, kini China menguasai supply chain global di tengah perkembangan Revolusi Industri 4.0. "Siapa yang ikuti perkembangan, maka akan berjaya," tutur Mochtar, menutup pembahasan tentang revolusi industri.

Di sela pemaparan Mochtar, host acara seminar Hermawan Kartajaya sesekali memberikan kesempatan kepada sejumlah peserta untuk menyampaikan sesuatu, termasuk memberikan ucapan selamat kepada Mochtar Riady, yang pada 12 Mei lalu genap berusia 91 tahun.

Baca Juga: Ini 25 orang tertajir Indonesia tahun 2019

Henry Riady, salah satu cucu Mochtar menyampaikan kesan mendalam kepada sang kakek. "Akong (kakek), jujur saja, dia sebenarnya humble. Kalo di rumah, handuknya saja bolong-bolong. Kalo ke Matahari Mall, akong beli sepatu yang diskon," tutur anak James Riady ini.

Namun soal cita-cita, menurut Henry, sang kakek adalah sosok yang visioner. Misalnya terkait dengan perkembangan dunia digital, kelahiran Ovo sebagai perusahaan pembayaran digital tak lepas dari ide Mochtar.

"Akong yang bikin arsitektur Ovo. Pas meeting, kami dikritik, karena terlalu pelan, akong mau seperti ini (cepat). Akong bikin konsepnya pakai kertas, namun sayang kertasnya enggak ketemu. Padahal bisa menjadi kenangan bersejarah," ucap Henry.

Baca Juga: Saat Mochtar Riady mengaku tidak kuat terus membakar uang di OVO

Henry pun berseloroh, kakeknya memang berumur 91 tahun. Namun, dengan pemikiran dan ingatan yang masih kuat, detail dan selalu ingin tahu perkembangan teknologi, membuat sang cucu menyebut Mochtar masih berusia 19 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×