kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Monsanto tunggu izin transgenik


Jumat, 17 Mei 2013 / 10:32 WIB
Monsanto tunggu izin transgenik
ILUSTRASI. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), juga mengalami kenaikan tingkat utilisasi. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Uji Agung Santosa | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Monsanto Indonesia masih menunggu keluarnya izin produksi bibit transgenik untuk berekspansi di Indonesia. Selain ditujukan untuk pasar dalam negeri, bibit bioteknologi atau transgenik Monsanto rencananya akan dipasarkan ke luar negeri terutama Filipina.

Herry Kristanto, Corporate Affairs Lead Mosanto Indonesia mengaku, walau izin belum keluar saat ini pihaknya sudah mengembangkan benih jagung transgenik. Pengembangan benih jagung transgenik dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar domestik termasuk ekspor.

Oleh karena itulah dia berharap aturan soal benih transgenik segera bisa keluar. Sebab, Herry mengaku, pihaknya sudah mendapatkan persetujuan keamanan pangan dan pakan atas benih-benih tersebut. "Tinggal menunggu persetujuan keamanan lingkungan dari Badan Keanekaragaman Hayati," katanya, Kamis (16/1).

Nanti walau izin sudah didapatkan, Monsanto tidak akan langsung memproduksi benih jagung transgenik secara komersial. Monsanto akan melakukan uji coba selama satu musim tanam. Untuk produksi awal, Monsanto akan memproduksi bibit jagung ini sebanyak 100 ton untuk uji coba.

Filipina akan menjadi pasar ekspor utama benih transgenik Monsanto. Di negeri tersebut, Herry menjelaskan, terdapat lahan seluas 18.000 hektare (ha) yang sudah menggunakan bibit jagung bioteknologi impor.

Dengan makin populernya penggunaan benih transgenik  di Filipina, diharapkan permintaan akan semakin tinggi. Total potensi pasar benih jagung transgenik di Filipina mencapai sekitar 16.000 ton.

Volume ekspor benih jagung hibrida Indonesia mencapai 3.000 ton- 4.000 ton per tahun. Ekspor terutama ditujukan ke Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam dan Filipina.

Teknologi transgenik mulai dikembangkan di Amerika Serikat (AS) pada 1980-an. Teknologi itu mampu memberikan hasil panen sangat tinggi karena tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Caranya dengan melakukan modifikasi ulang gen tumbuhan.

Selain meningkatkan produktivitas, teknologi transgenik akan menghasilkan produk pertanian yang lebih besar dari ukuran normal. Hanya saja sampai saat ini, teknologi transgenik masih menuai pro dan kontra karena dikhawatirkan membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

Monsanto memang banyak berharap agar aturan transgenik segera keluar. Herry mengatakan, jika Monsanto mendapatkan izin pengembangan bibit jagung bioteknologi, pihaknya berencana melakukan ekspansi pabrik. "Tidak dalam waktu dekat, setelah ijin keluar kemungkinan bisa tambah pabrik," katanya.

Menurutnya saat ini pabrik benih jagung Monsanto Indonesia terdiri dari dua fase. Fase produksi pertama berkapasitas mencapai 4.500 metrik ton (MT) pertahun dan fase kedua  13.500 MT pertahun.

Dengan pasar produk benih jagung transgenik yang cukup besar, Monsanto berharap ada pembangunan pabrik fase ketiga, keempat dan kelima. Tahun ini Monsanto menargetkan produksi benih jagung hibrida mencapai 10.400 ton.

Dengan benih transgenik, Herry menjamin hasil produksi jagung Indonesia meningkat. Jika saat ini rata-rata produksi jagung nasional 4,95 ton per ha, akan menjadi 7,5 ton per ha jika pengembangan benih jagung transgenik bisa dilakukan pada 2015 nanti.

Gabriela Burian, Director of Sustainability Agriculture and Ecosystem Monsanto mengatakan, secara global hingga 2030 Monsanto berencana menaikkan produksi dua kali lipat. "Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia," katanya.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×