Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody’s Ratings (Moody’s) menegaskan peringkat Ba3 atas obligasi senior secured dalam denominasi dolar AS yang jatuh tempo pada 2033 milik Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Limited (SEGWW). Sementara prospek peringkat tersebut direvisi dari stabil menjadi positif.
Revisi prospek ini mencerminkan kinerja operasional proyek yang konsisten melebihi ekspektasi, pengendalian biaya yang efektif, serta meningkatnya kejelasan terkait rencana ekspansi kapasitas. Selain itu, Star Energy Geothermal memiliki pendanaan dan kecukupan sumber daya panas bumi, serta kejelasan tarif dan masa produksi Unit 1 setelah tahun 2030.
"Prospek positif menunjukkan potensi peningkatan peringkat apabila perusahaan berhasil melaksanakan proyek ekspansi kapasitas sesuai rencana dan menjaga indikator keuangannya," ujar Zi Zhu, Analis Moody’s Ratings dalam rilis.
Baca Juga: Moody's Beri Rating Baa2 Atas Sukuk Global Pemerintah Senilai Rp 733,5 Triliun
SEGWW menunjukkan performa operasional yang konsisten selama beberapa tahun terakhir, dengan tingkat ketersediaan dan net capacity factor yang tinggi serta belanja modal (capex) untuk menjaga pasokan uap yang lebih rendah dari perkiraan. Dalam lima tahun terakhir, net capacity factor rata-rata proyek mencapai 96,1% dan faktor ketersediaan lebih dari 99% untuk Unit 1 dan 2.
Perusahaan ini saat ini tengah menjalankan rencana ekspansi yang mencakup peningkatan kapasitas Unit 1 dan 2 sebesar 18,4 megawatt (MW), serta pembangunan Unit 3 berkapasitas 30MW. Konsultan independen yang menilai sumber daya panas bumi proyek telah mengonfirmasi bahwa cadangan panas bumi di lapangan Wayang Windu mencukupi untuk mendukung kapasitas eksisting dan ekspansi hingga tahun 2055.
SEGWW bersama induk usahanya, Star Energy Geothermal Pte Ltd (SEGPL) telah mengamankan pendanaan sebesar US$ 139,5 juta, termasuk pinjaman senior secured sebesar US$ 25 juta di tingkat proyek. Sisanya akan disalurkan dari SEGPL ke SEGWW melalui pinjaman subordinasi dari pemegang saham atau penyelesaian pinjaman antar perusahaan yang telah ada.
Moody’s menilai pendanaan dari SEGPL tidak berdampak langsung pada pembayaran utang obligasi, kecuali terjadi refinancing di tingkat proyek setelah ekspansi selesai.
Dalam proyeksi dasar Moody’s, refinancing terhadap pendanaan dari SEGPL diasumsikan terjadi setelah penyelesaian Unit 3. Rata-rata Debt Service Coverage Ratio (DSCR) SEGWW dari 2025 hingga jatuh tempo obligasi diperkirakan mencapai 1,30x cukup untuk mendukung potensi kenaikan peringkat.
Baca Juga: Moody's Pangkas Peringkat Kredit Bank Tabungan Negara (BTN), Ini Alasannya!
Proyeksi ini sudah mempertimbangkan asumsi konservatif seperti pelunasan penuh pinjaman yang direfinansiasi serta premi untuk biaya ekspansi, pengeboran, dan operasional. Moody’s juga memperkirakan proyek ini memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, termasuk pembayaran utang sebesar US$ 40,7 juta pada Oktober 2025, sambil tetap menjaga akun cadangan pembayaran utang.
Kontrak EPC dengan harga dan jangka waktu tetap bersama kontraktor berpengalaman serta keahlian SEGWW dalam mengelola proyek panas bumi dinilai mampu memitigasi risiko konstruksi. Ekspansi ini diperkirakan meningkatkan pendapatan dan arus kas setelah selesai dijadwalkan pada akhir 2025 untuk retrofit Unit 1 dan 2, serta akhir 2026 untuk Unit 3 tanpa mengganggu operasi yang sedang berjalan.
Berdasarkan opini hukum dari penasihat SEGWW, masa produksi Unit 1 secara otomatis diperpanjang hingga 2039 agar selaras dengan masa kontrak dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE, Baa3 stabil) dan PT PLN (PLN, Baa2 stabil). Selain itu, SEGWW, PGE, dan PLN telah mencapai kesepakatan tarif tetap sebesar US$ 10,589 sen per kWh untuk Unit 1 sejak Juni 2022 hingga akhir masa produksi. Moody’s menilai kepastian hukum dan perjanjian tripartit ini meningkatkan visibilitas arus kas untuk Unit 1.
Faktor yang dapat mendorong menaikkan atau menurunkan peringkat diantaranya
- SEGWW menyelesaikan proyek ekspansi sesuai jadwal yang direncanakan.
- Terdapat kejelasan bahwa pendanaan dari pemegang saham bersifat subordinasi.
- Rata-rata DSCR selama masa tenor obligasi melebihi 1,30x setelah ekspansi selesai, dengan atau tanpa refinancing dari pendanaan pemegang saham.
Sementara prospek dapat kembali menjadi stabil jika:
- Terjadi keterlambatan signifikan dalam penyelesaian proyek ekspansi, termasuk retrofit Unit 1 dan 2.
- Rata-rata DSCR turun di bawah 1,30x setelah ekspansi selesai, misalnya karena kinerja operasional yang lebih rendah dari perkiraan atau skenario refinancing yang berdampak negatif terhadap DSCR.
Selanjutnya: Dongkrak Pendapatan, Pertamina Geothermal (PGEO) Optimalkan Kontribusi PLTP
Menarik Dibaca: Info Lur! Jadwal KRL Solo-Jogja pada Kamis 24 Juli 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News