Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut akan berinvestasi ke sektor mineral kritis di Amerika Serikat (AS).
Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dia mengatakan investasi Danantara ke Negeri Paman Sam ini merupakan salah satu bagian dari kesepakatan negosiasi tarif timbal balik yang ditetapkan AS.
"Sudah ada pembicaraan antara Danantara dengan Developmen Finance Corporation untuk membiayai investasi ekosistem di bidang mineral kritis," kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/7).
Baca Juga: Danantara Beres-Beres Perusahaan Pelat Merah
Namun demikian, Airlangga tidak menjelaskan detail berapa nilai investasi yang akan dilakukan di AS.
Yang terang, Airlangga mengatakan Indonesia terbuka untuk melakukan investasi dengan berbagai negara bukan hanya di AS. Dia mencontohkan Danantara sebelumnya juga menggandeng Aramet, perusahaan asal Prancis untuk bisa melakukan investasi di sektor mineral kritis.
"Itu sama dengan seperti Amerika dengan Freeport-nya," pungkasnya.
Sebelumnya, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani buka suara terkait rencana investasi Rp 130 triliun ke Amerika Serikat (AS).
Rencana investasi di AS ini kabarnya menjadi salah satu hasil negosiasi tarif impor yang diberlakukan AS sebesar 19% untuk produk dari Indonesia.
Rosan tidak membantah ataupun membenarkan terkait kabar itu. Namun, ia menegaskan, Danantara tetap memprioritaskan penanaman modal di dalam negeri.
Baca Juga: Danantara Beberkan Rencana Kerja selama Lima Bulan Terakhir Tahun 2025
"Memang ada porsi investasi kita bilangnya 80%-20%, investasi 80% fokus di Indonesia, 20% ke luar tidak hanya AS tapi negara lain," kata Rosan dijumpai di Istana Merdeka, Selasa (22/7).
Rosan mengatakan semua peluang investasi di luar negeri akan dipertimbangkan termasuk dengan Amerika Serikat. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, membawa transfer teknologi. Kedua, menciptakan lapangan kerja. Ketiga, memberikan imbal hasil sesuai rencana yang ada.
"Jadi kita lihat semua kok," kata Rosan.
Menarik Dibaca: Samsung A14 Harga Juli 2025 Bikin Tenang Seharian, Enggak Perlu Powerbank Lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News