kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Morowali jadi sasaran pabrikan baja China


Jumat, 16 Juni 2017 / 20:30 WIB
Morowali jadi sasaran pabrikan baja China


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah mulai banyak dirilik perusahaan-perusahaan asing untuk pengembangan produksi baja. Salah satunya yang terbaru, perusahaan asal China bernama Delong Holding Company.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, Delong dikenal sebagai perusahaan smelter bahan baku baja dan manufaktur produk baja. Rencananya, perusahaan asal negeri tirai bambu tersebut bakal memproduksi carbon steel, bahan baku stainless steel.

"Mereka baru saja tanda tangan dan berencana bangun pabrik dengan kapasitas produksi sekitar 3 juta ton per tahun," ujar Wiryawan, Jumat (16/6).

Nilai investasi lini produksi carbon steel tersebut berkisar US$ 950 juta. Pendanaan lewat joint venture dengan perusahaan lokal masih belum bisa dipastikan. Namun yang jelas, sebagian besar dana diperoleh dari Penanaman Modal Asing (PMA).

Untuk memperoleh bahan baku, pabrikan China tersebut akan memakai sisa stainless steel lokal dan impor beberapa material dari Australia. Harapannya dengan adanya pabrik baja baru ini dapat meningkatkan efisiensi pembangunan infrastruktur di timur Indonesia. 

Kawasan Morowali tercatat dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Perusahaan hasil merger Shanghai Decent Invesment dan Bintangdelapan Grup tersebut mengelola kawasan seluas 2.000 hektare (ha). Sampai kuartal pertama tahun ini kawasan tersebut telah menyerap investasi senilai US$ 2,6 miliar.

Sepanjang kuartal I pula kawasan tersebut memproduksi feronikel sebanyak 11 juta ton dengan pendapatan US$ 1,22 miliar. Kabarnya pula, perusahaan itu berencana membangun PLTU kapasitas 2x350 Mega Watt (MW) dengan dana investasi US$ 650 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×