kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Motif batik Amerika Serikat adu pamer di Indonesia


Kamis, 23 Februari 2012 / 09:58 WIB
Motif batik Amerika Serikat adu pamer di Indonesia
ILUSTRASI. Petugas kebersihan membersihkan logo IDX di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Beberapa tahun belakangan ini, batik memang berada di puncak kejayaannya. Hal ini terlihat dari maraknya desainer yang mengusung koleksi busana dan aksesori berbahan dasar batik. Hebatnya, batik ternyata tak hanya populer di Indonesia saja, tapi juga di berbagai belahan dunia termasuk di Amerika Serikat (AS).

Untuk memperkenalkan lebih jauh tentang batik, duta besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal, menggagas sebuah kompetisi bertajuk "American Batik Design Competition" di negara Uwak Sam itu.

"Kompetisi ini merupakan pilot project untuk merangsang minat masyarakat Amerika terhadap batik Indonesia. Ketika kompetisi ini diadakan, mereka ternyata sangat antusias untuk mengikutinya," ungkap Dino kepada Kompas Female, di sela-sela acara "American Batik Exhibition" di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, Selasa (21/2/2012) lalu.

American Batik Exhibition yang diselenggarakan oleh KBRI Washington DC sejak tahun 2011 lalu itu, bertujuan untuk mempromosikan batik sebagai budaya Indonesia yang mendunia, dan mampu berakulturasi dengan budaya negara lain. Dalam kompetisi ini, para desainer asal AS diberi peluang merancang batik bergaya Amerika yang tetap mengandung unsur batik Indonesia.

Senada dengan Dino, Nia Fliam Ismoyo, warga negara Amerika yang telah mendalami seni batik di Indonesia selama 29 tahun, mengungkapkan, batik Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi dunia, termasuk Amerika. "Batik merupakan fashion statement dan kultur budaya Indonesia yang sangat populer di Amerika. Hal ini harus dijaga dan dipertahankan oleh Indonesia agar tak hilang, dan bukan tak mungkin bisa menjadi tren mode dunia, seperti yang banyak dipakai selebriti Hollywood," ungkap Nia kepada Kompas Female.

Kompetisi yang digelar di berbagai kota di Amerika seperti di Washington DC, New York, San Francisco, Los Angeles, Houston, dan Chicago ini, ternyata memicu kreativitas desainer Amerika untuk menghasilkan sentuhan corak, motif, dan nilai-nilai Amerika. Tanpa bermaksud "mengganggu" nilai-nilai batik khas Indonesia, batik Amerika ini mengambil unsur budaya Amerika untuk menghadirkan kreasi baru dalam batik. Sebelum mereka menggambar motifnya, mereka sudah diberi penjelasan tentang batik Indonesia dan proses pembuatannya.

Proses kompetisi batik Amerika ini dihadirkan dalam kategori lomba membuat desain batik di atas kertas, dan bukan menggambarnya langsung di kain dengan canting dan malam. "Proses pembuatan batik secara keseluruhan membutuhkan waktu yang lama dan panjang, jadi yang diperlombakan hanyalah mendesain batik," tukas Dino.

Semua motif rancangan peserta kemudian diwujudkan dalam bentuk kain batik yang sebenarnya oleh Brahma Tirta Sari Batik Studio di Yogyakarta. Dari sekitar ratusan desain motif batik Amerika, ada sembilan orang Amerika yang akhirnya terpilih untuk menjadi pemenang kompetisi ini. Mereka mendapatkan kesempatan untuk bertandang ke Indonesia untuk mempelajari batik secara utuh di Yogyakarta selama 2-3 minggu.

American Batik Exhibition berlangsung di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, pada 22 Februari - 4 Maret 2012, dan di Museum Tekstil Indonesia pada 6-31 Maret 2012. (Christina Andhika Setyanti/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×