Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Masalah kebutuhan lahan yang Honam Petrochemical hadapi untuk membangun pabrik petrokimia di Banten senilai US$ 5 miliar mengundang usulan dari Kementerian Perindustrian.
Honam mengincar lahan seluas 40 hektare (ha) milik membeli lahan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Namun hingga kini Krakatau Steel belum memberi lampu hijau atas minat Honam tersebut.
Menteri Perindustrian, M.S. Hidayat, menyarankan Krakatau Steel untuk membangun bisnis dengan kesepakatan dalam penjualan lahan. Itu saran saya sebagai mantan pengusaha," ujarnya, usai rapat koordinasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Jumat (21/10).
Badan usaha milik negara (BUMN) itu sebenarnya tengah mempertimbangkan dua opsi terkait permintaan Honam. Yaitu, pemberian lahan sesuai kebutuhan Honam untuk dijadikan sebagai ekuitas. Kompensasinya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan mendapatkan bagian saham pada proyek itu.
Sementara opsi kedua, perusahaan pelat merah itu akan menjual tanah itu dengan kesepakatan bakal mendapat bisnis tertentu. Kemungkinan untuk proyek teknik dan konstruksi (engineering project and construction/EPC) atau suplai produk.
Menurut Hidayat, pilihan kedua lebih menguntungkan ketimbang hanya menjadikan lahannya sebagai ekuitas pada pembangunan pabrik petrokimia milik Honam Petrochemical. Apalagi, ekuitas pada investasi proyek senilai US$ 5 miliar itu kemungkinan hanya mendapat kompensasi saham sekitar 3%.
Honam sebenarnya membutuhkan 60 hektare (ha) lahan. Dan sekitar 40 hektare (ha) di antaranya miliki oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Namun, BUMN itu tidak memberikan keputusan jelas tentang rencana akan melepas atau menahan lahan miliknya itu.
Hidayat sendiri mendapat mandat dari pemerintah untuk mengawal investasi pabrik terintegrasi senilai US$ 5 miliar itu. Investasi itu diperkirakan bakal mengantongi pembebasan atau pengurangan pembayaran pajak dalam waktu tertentu (tax holiday) karena menggiatkan pembangunan pabrik terintegrasi.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero), Fazwar Bujang, pernah mengutarakan, masih melakukan studi mendalam tentang kebutuhan lahan untuk pembangunan pabrik petrokimia yang diminta Honam itu terkait segi kepentingan ekspansi perseroan, lokasi, dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News