Sumber: Yahoo Finance,Bloomberg | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com, pionir e-commerce Indonesia, mengumumkan keputusan penting untuk menghentikan penjualan barang fisik.
Langkah ini mencerminkan semakin ketatnya persaingan di pasar e-commerce Indonesia, yang kini didominasi oleh pemain-pemain besar internasional seperti TikTok Shop dari ByteDance Ltd. dan Shopee dari Sea Ltd.
Dalam pernyataan resminya, Bukalapak menyebutkan bahwa perusahaan akan fokus pada penjualan produk virtual seperti pulsa ponsel dan token listrik. Mulai 9 Februari, pembeli tidak akan lagi dapat memesan barang fisik, dan pembelian yang belum diproses pada awal Maret akan dibatalkan.
Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Tutup Layanan Marketplace, Selanjutnya Fokus ke Produk Virtual
Penurunan Kinerja Bukalapak di Tengah Persaingan Sengit
Keputusan Bukalapak untuk menghentikan penjualan barang fisik tidak terlepas dari persaingan sengit yang terjadi di pasar e-commerce Indonesia, sebuah negara dengan sekitar 280 juta penduduk yang dianggap sebagai pasar yang sangat menjanjikan.
Sejak melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 2021, yang menjadi salah satu IPO terbesar di Indonesia, Bukalapak menghadapi tekanan besar dari pesaing-pesaingnya yang semakin agresif, seperti Shopee, TikTok, dan Lazada milik Alibaba Group.
Dengan peningkatan penetrasi pemain internasional di pasar ini, Bukalapak telah kesulitan mempertahankan pangsa pasar yang sebelumnya dikuasainya.
Keputusan untuk berfokus hanya pada produk virtual semakin menunjukkan bahwa perusahaan ini sedang mengalami kesulitan dalam bersaing, sebuah tanda bahwa Bukalapak mungkin tengah menghadapi restrukturisasi bisnis besar-besaran.
Perspektif Analis dan Respon Pasar
Menurut Muhammad Farras Farhan, analis dari Samuel Sekuritas di Jakarta, langkah Bukalapak untuk hanya menjual barang virtual bukanlah strategi yang terencana, melainkan sebuah seruan untuk bertahan hidup.
"Bukalapak kini sedang menghadapi restrukturisasi bisnis besar-besaran," ujar Farhan.
Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Setop Layanan Marketplace, Harga Sahamnya Turun 4,1%
Reaksi pasar terhadap pengumuman ini cukup negatif. Saham Bukalapak turun hingga 7,4% di Jakarta sebelum sedikit memperbaiki kerugian tersebut. Sejak IPO, saham Bukalapak telah mengalami penurunan tajam hingga 86%, menjadikannya hanya memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$750 juta.
Pada kuartal ketiga hingga September, pendapatan Bukalapak tercatat mengalami penurunan sebesar 15%, berdasarkan data yang disusun oleh Bloomberg.
Pendukung terbesar Bukalapak adalah GIC Pte dan Archipelago Investment Pte dari Singapura.
Selanjutnya: Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Rambutan? Ini Jawabannya
Menarik Dibaca: Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Rambutan? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News