kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mulia Industrindo (MLIA) optimis bisnisnya tumbuh 6% sampai akhir tahun


Senin, 08 Oktober 2018 / 17:44 WIB
Mulia Industrindo (MLIA) optimis bisnisnya tumbuh 6% sampai akhir tahun
ILUSTRASI. PT Mulia Industrindo, Tbk


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) memanfaatkan penguatan kurs dollar Amerika Serikat (AS) saat ini untuk memperkuat penjualannya di tingkat lokal maupun ekspor.

Selain berpeluang memperoleh keuntungan kurs dari pasar ekspor, produsen kaca lembaran ini juga mempenetrasi pasar domestik yang lebih memilih produk lokal lantaran produk impor tengah mengalami kenaikan harga akibat fluktuasi kurs.

Henry Bun, Corporate Secretary MLIA mengatakan, porsi penjualan lokal dan ekspor di tahun ini diperkirakan tidak banyak berubah dibandingkan tahun lalu. "Sekitar 65% untuk domestik dan 35% di ekspor," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (8/10).

Menurutnya, perseroan menjaga keseimbangan permintaan agar kapasitas produksi pabrikan dapat terserap dengan baik. Sementara untuk pasar domestik, kata Henry, dengan naiknya harga dolar ada kecenderungan permintaan kaca lembaran impor jadi tertahan.

"Sebab kalau impor tentu cost-nya lebih mahal, sementara kami tetap bisa suplai dengan produk yang kualitasnya baik," sebut Henry. Dari segi harga, manajemen mengaku produk kaca lembaran lokal cukup bersaing dengan produk impor.

Saat ini bahan baku produk kaca lembaran 50% nya masih dibeli dengan dollar AS, kondisi ini menyebabkan MLIA telah menaikkan harga produknya kisaran 5% dibandingkan tahun lalu. Meski harga naik, perseroan masih melihat permintaan akan produk kaca lembaran tetap ada dan bertumbuh.

Oleh karena itu, Henry mengatakan MLIA optimis untuk mematok target pertumbuhan kisaran 5%-6% sampai akhir tahun ini. "Dari industri downstream masih banyak yang menyerap kaca lembaran," terangnya.

Mengintip kinerja keuangan MLIA di semester I-2018, penjualan bersih perseroan tumbuh 3% menjadi Rp 3,12 triliun, dimana pada periode yang sama tahun lalu Rp 3,03 triliun. Sedangkan beban pokok penjualan turut meningkat 3,5% menjadi Rp 2,6 triliun year on year (yoy).

Adapun laba kotor MLIA tumbuh kurang dari 1% menjadi Rp 523 miliar, namun beban keuangan dan administrasi mampu ditekan secara maksimal. Sehingga MLIA berhasil memperoleh laba bersih Rp 87,3 miliar, dimana pada semester I tahun lalu perusahaan mencatat rugi bersih Rp 98 miliar.

Beli mesin baru

Sampai akhir tahun ini manajemen mengaku belum akan menambah kapasitas produksi untuk produk yang sudah eksisting. Menurut Henry, perseroan tengah menjajal varian produk baru figured glass untuk diproduksi dengan membeli mesin baru.

September ini MLIA baru memproduksinya dengan kapasitas terpasang 2.000-3.000 ton per bulan. "Harga mesin sekitar US$ 6 juta diambil dari capex tahun ini," ungkap Henry.

Adapun saat ini capex MLIA di 2018 senilai Rp 200 miliar, dimana 80% lebih sudah terserap untuk pembelian mesin baru dan maintenence fasilitas produksi. Figured glass sendiri akan menambah portofolio produk MLIA dengan menyasar segmen produk dekoratif.

Sebelumnya perseroan memproduksi kaca lembaran dengan kapasitas terpasang 595.000 ton per tahun, botol kaca sebesar 140.000 ton per tahun dan kaca otomotif 120.000 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×