Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani berkunjung ke Indonesia. Selain sisi diplomasi, Qatar juga berkomitmen berinvestasi di Indonesia.
Termasuk di sektor migas. Investasi perusahaan Qatar di Indonesia resmi berjalan sejak Februari 2017, dengan membeli saham PT Paiton Energy. Untuk menambah investasi, Nebras Power menjajaki proyek dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Nebras Power membeli 35,5% saham Paiton Energy senilai US$ 1,3 miliar. Pembelian saham itu melalui anak usahanya, Nebras Power Netherland BV.
Nebras Power juga mengakuisisi 35% saham di IPM Asia yang memiliki 84% saham PT IPM Operasi dan Pemeliharaan Indonesia yang bertanggung jawab dalam operasional dan pemeliharaan pembangkit listrik Paiton.
Saat ini pembangkit Paiton berkapasitas total 2.045 megawatt. Kali ini, Nebras akan menggandeng PLN di proyek PLTGU Sumatra bagian Utara 1,3, dan 4 dengan investasi sekitar US$ 1 miliar.
Direktur Utama Pembangkit Jawa Bali, Iwan Agung Firstantara menyatakan, jumlah kebutuhan dana proyek PLTGU Sumatra bagian Utara yang sebesar US$ 1 miliar akan digunakan untuk membangun pembangkit listrik dan fasilitas terapung untuk gas alam cair atau floating storage regasification unit (FSRU).
Namun jumlah investasi Nebras Power sendiri masih belum ditentukan. Sebab Pembangkit Jawa Bali dan Nebras Power belum membentuk joint venture PLTGU. Iwan hanya bilang, mayoritas saham joint venture itu masih digenggam oleh Pembangkit Jawa Bali, yaitu sebesar 51%. Sisanya milik Nebras Power.
Dengan jumlah komposisi tersebut, Pembangkit Jawa Bali kemungkinan besar hanya akan memasok dana sekitar US$ 10 juta ke proyek dengan investasi sebesar US$ 1 miliar. Sebesar 80% dana investasi akan berasal dari pinjaman. "Sebesar 51% memang saham kami, tapi injeksi dana itu kecil, itu 20% sekitar US$ 200 juta, kalau 51% kami paling menyuntik US$ 10 juta," jelas Iwan ke KONTAN pada Rabu (25/10).
Sementara, total dana dari Nebras Power sampai saat ini memang masih terus didiskusikan dengan Pembangkit Jawa Bali. Sejauh ini Nebras yang akan bertanggung jawab mencari pendanaan berupa pinjaman dari pihak lain.
Selain bertanggung jawab mencarikan dana pinjaman, Nebras juga nantinya akan ber tanggung jawab untuk memasok gas untuk PLTGU Sumatra bagian Utara 1,3,4 tersebut. Namun ini masih tergantung harga gas yang ditawarkan oleh Nebras Power. "Kami sudah ada head of agreement yang baru kemarin. Kami lihat nanti dalam 30 hari mereka menawarkan gasnya," kata Iwan.
PLN sendiri mematok harga gas sama seperti aturan pemerintah, yaitu harus lebih rendah dari 14,5% harga Indonesia Crude Price (ICP). "Targetnya dalam sebulan besok gas sudah ada, sudah ditawarkan," kata Iwan.
Jika berhasil memasok gas dengan harga yang murah, Nebras juga akan bertanggung jawab membangun FSRU. "Jadi mereka yang akan lead. Mereka bertanggung jawab memasok gasnya," kata Iwan.
Jika kerja sama dengan Nebras ini berjalan lancar, Pembangkit Jawa Bali menargetkan pembangunan konstruksi pembangkit gas ini dimulai pertengahan tahun 2019. Pembangunan proyek pembangkit listrik gas ini akan menandakan kerja sama investasi pertama kalinya antara anak usaha PLN dengan Nebras. Baru proyek PLTGU Sumatra bagian Utara 1,3,4 ini yang dijajaki oleh Nebras Power.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News