kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Negara tujuan lakukan lockdown, ekspor minyak sawit turun 11,68% di semester I


Rabu, 12 Agustus 2020 / 16:37 WIB
Negara tujuan lakukan lockdown, ekspor minyak sawit turun 11,68% di semester I
ILUSTRASI. Tarif Ekspor CPO Naik: Pekerja memanen kelapa sawit di Bogor, Senin (1/6). Per tanggal 1 Juni 2020 pemerintah menaikkan tarif ekspor kelapa sawit, CPO dan turunannya. Tarif Ekspor biji sawit dan CPO naik masing2 US$5 menjadi US$25 per ton dan US$55 per to


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan hingga 11,68% di semester I 2020. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, ekspor minyak sawit dan turunannya di semester I sebesar 15,50 juta ton lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 17,55 juta ton.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, ekspor minyak sawit Indonesia secara bulanan sepanjang Januari-Juni 2020 ini pun tidak pernah lebih tinggi dibandingkan semester I 2019.

Baca Juga: Semester I 2020, produksi minyak sawit Indonesia capai 23,47 juta ton

"Ini sudah bisa kita tebak jawabannya karena 70% sawit kita harus diekspor dan hampir semua negara tujuan ekspor mengalami kontraksi demand karena lockdown sejak awal tahun," ujar Joko, Rabu (12/8).

Menurut Joko, hampir seluruh negara utama tujuan ekspor minyak sawit mengalami pelemahan permintaan yang signifikan. Namun, ekspor ke India dan Amerika Serikat masih tercatat naik masing-masing 23% dan 7%.

Meski ekspor ke India tumbuh 23%, tetapi Joko berpendapat hal ini disebabkan ekspor India di 2019 menurun cukup besar dibandingkan 2018. "Ini [ekspor ke India] sebenarnya bukan dibilang hebat  karena tahun lalu India juga mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan sebelumnya. Mungkin ini terkompensasi sedikit dengan penurunan yang tajam di tahun 2019," ujar Joko.

Selain ke 2 negara tersebut, ekspor ke negara Pakistan juga tercatat meningkat 1%. Negara lain yang mencatat penurunan ekspor seperti ke China turun 43%, ke Timur Tengah turun 18%, Uni Eropa turun 9%, Bangladesh turun 22%, Afrika turun 11%.

Baca Juga: Analis prediksi kinerja emiten CPO di semester II masih positif, ini alasannya

Meski dari sisi volume, ekspor minyak sawit mengalami penurunan, Joko juga mengatakan dari sisi nilai, ekspor minyak sawit di semester I tercatat US$ 10,06 miliar atau meningkat sekitar 6,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekspor oleokimia sepanjang semester I tahun ini juga meningkat signifikan, yakni sebesar  24,4%. Menurut Joko, peningkatan ini bisa jadi disebabkan kebutuhan atas bahan-bahan pembersih seperti desinfektan dan hand sanitizer.

Sementara itu, Joko pun mengaku belum bisa memprediksi apakah ekspor minyak sawit di semester 2020 akan membaik atau tidak. Menurut dia, selama vaksin Covid-19 belum ditemukan maka berbagai negara tujuan ekspor masih akan tetap menerapkan lockdown atau PSBB.

Baca Juga: Harga komoditas kurang atraktif, investor bisa ambil pendekatan jangka pendek

Menurutnya, dengan adanya penerapan PSBB maka pola konsumsi pun akan berubah.

"Negara-negara ekspor destinasi utama saya pikir recovery pasti akan terjadi, tetapi seberapa cepat dan seberapa dampaknya ke demand terus terang saya tidak bisa menyebutkan," kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×