kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai ekspor pertanian masih berpeluang meningkat di akhir tahun


Senin, 15 Oktober 2018 / 22:21 WIB
Nilai ekspor pertanian masih berpeluang meningkat di akhir tahun
ILUSTRASI. Petani menyadap getah karet


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski ekspor pertanian dari bulan Januari hingga September 2018 turun 8,33% year on year (yoy), namun, masih ada peluang nilai ekspor bisa kembali naik.  

Hal ini disampaikan Guru Besar Tetap di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Unika Santo Thomas Sumatera Utara Posman Sibuea kepada Kontan.co.id, Senin (15/10).

“Akhir tahun saya kira asal pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Dirjen Perkebunan tetap mau mengawal petani dan memberikan hal-hal yang bisa dilakukan petani untuk memenuhi persyaratan perdagangan internasional. Jadi masih ada tren positif untuk meningkatkan ekspor kita,” kata Posman.

Lebih lanjut Posman menegaskan bahwa keberpihakan pemerintah terhadap petani haruslah dibuktikan dari bentuk regulasi dan kebijakan yang pro terhadap petani.

“Pemerintah dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah harus berpihak kepada petani,” ungkapnya.

Posman juga mengatakan, sejauh ini ada kecenderungan harga-harga komoditas pertanian akan semakin melemah. Dalam beberapa bulan terkahir ini, harga karet contohnya, memang terlihat terus melemah.

“Sampai akhir tahun saya lihat ada kecenderungan melemah. Tapi melemah pun itu, karena adanya pelemahan rupiah, jadi ekspor itu masih pilihan yang pas untuk memberikan devisa semakin banyak ke kita. Artinya kalau kita menggenjot ekspor, kita justru semakin banyak yang dinikmati petani kita,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas, menurutnya pelemahan rupiah ini seharusnya dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor, misalkan ekspor karet.

“Sebenarnya ini kesempatan untuk ditingkatkan (ekspor) karena nilai tukar rupiah melemah, seharusnya begitu, tapi kenyataannya sepeti itu tadi (ekspor menurun),” ungkapnya.

Berdasarkan data pengiriman maret 2019, di bursa Tokyo Commodity Exchange harga karet turun 0,41% dari 169,40 yen pada Jumat 5 Oktober 2018 menjadi 168,70 yen pada 12 Oktober 2018

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor Indonesia September 2018 mencapai US$ 14,83 miliar atau menurun 6,58 % dibanding ekspor Agustus 2018. Sementara dibanding September 2017 nilai ekspor meningkat 1,70 %.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×