kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nilai kontrak kontraktor perusahaan negara minim


Jumat, 27 Februari 2015 / 11:22 WIB
Nilai kontrak kontraktor perusahaan negara minim
ILUSTRASI. Manfaat oyong untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Banyak pihak memprediksi proyek infrastruktur tahun ini bakal lebih ramai ketimbang tahun lalu. Nyatanya, kontraktor plat merah masih sedikit mendapatkan kontrak baru di awal tahun ini.

Mari lihat perolehan kontrak PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang hingga Januari 2015 baru memperoleh kontrak baru Rp 40 miliar. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang hasil kontrak anyar di periode yang sama 2014 yang lebih dari Rp 800 miliar.

Jenis kontrak yang diperoleh Januari tahun ini bukan proyek besar, yaitu proyek rumah sakit Stella Maris di Makassar. Beda dengan proyek di Januari 2014 yang butuh investasi bear yaitu pembangunan Bandara Suai di Timor Leste.

Kecilnya realisasi kontrak awal tahun ini tidak membuat manajemen Waskita pesimistis. Perusahaan ini tetap optimistis mampu merealisasi kontrak baru. Apalagi Waskita sudah memperoleh persetujuan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 3,5 triliun.

Awalnya, target kontrak baru Waskita tahun ini Rp 20,8 triliun. Bila digabung dengan kontrak carry over tahun lalu sebesar Rp 18,3 triliun maka Waskita bakal mengelola total kontrak Rp 39,10 triliun. "Jika kami memperoleh PMN, maka ada tambahan kontrak investasi sekitar Rp 10 triliun, sehingga kontrak yang kami kelola bisa mencapai Rp 49 triliun," kata Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Antonius Yulianto kepada KONTAN (24/2).

Kondisi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tak jauh berbeda. Kontrak baru Wika pada Januari 2015 sebesar Rp 1,1 triliun. Sementara, bulan yang sama tahun sebelumnya, senilai kontraknya mencapai US$ 163,8 juta atau sekitar Rp 1,96 triliun yang berasal dari kontrak pekerjaan kontruksi terpadu pembangunan fasilitas produksi gas Matindok milik PT Pertamina EP.

Setidaknya, Wika masih memiliki target kontrak dari proyek luar negeri minimal Rp 2,5 triliun yang sudah dikejar sejak Januari lalu. Manajemen Wika pernah mengatakan, dalam waktu dekat ini hasil pemenang tendernya bakal diumumkan.

Hasil yang tidak jauh berbeda juga terlihat dari kontrak baru PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Perusahaan plat merah ini hanya mampu meraup kontrak baru di Januari 2015 sebesar Rp 192 miliar.

Bandingkan kontrak anyar Adhi Karya di Januari 2014 yang bisa mencapai Rp 289,5 miliar dari proyek Cengkareng Busniness Center.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×