kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai pengembangan proyek Banyu Urip menyusut


Rabu, 04 Januari 2012 / 09:22 WIB
Nilai pengembangan proyek Banyu Urip menyusut
ILUSTRASI. Patuhi rambu-rambu lalu lintas, tilang online di jalan tol & busway akan ditambah. (Warta Kota/Alex Suban)


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can

JAKARTA. Nilai proyek pengembangan Lapangan Banyu Urip menyusut dari rencana semula. Berdasarkan rencana Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), total nilai kontrak proyek yang dioperasikan Mobil Cepu Limited ini sebesar US$ 2,188 miliar. Kini, nilai kontrak proyek tersebut sekitar US$ 1,329 miliar.

Direktur Pengendali Operasi BP Migas Rudi Rubiandini mengungkapkan, penyusutan nilai proyek pengembangan Lapangan Banyu Urip tersebut karena banyaknya tingkat kandungan lokal. "Pemenang-pemenang proyek EPC kebanyakan lokal sehingga penggunaan dalam negeri makin meningkat dan harga akan turun," ujar Rudi kepada KONTAN, Selasa (3/1).

Seperti diketahui, proyek pengembangan lapangan Banyu Urip terdiri dari lima engineering, procurement dan construction (EPC) yang terdiri dari Central Field Facilities (EPC 1), Onshore Export Pipeline (EPC 2), Offshore Pipeline dan Mooring Tower (EPC 3), Floating Storage & Offloading (EPC 4) dan Infrastructure Facilities (EPC 5).

Rudi optimis proyek pengembangan lapangan Banyu Urip ini akan selesai tepat waktu dan sesuai target. Berdasarkan rencana kerja BP Migas, produksi minyak Lapangan Banyu Urip diharapkan sudah mencapai 90.000 bph pada Juni 2014. "Pencapaian produksi penuh baru terjadi pada 2015 selama empat tahun kemudian turun lagi," kata Rudi.

Saat ini, produksi Cepu dari tiga sumur yang sudah ada masih sekitar 20.000 bph hingga 21.000 bph. Tahun ini, BP Migas meminta kepada Exxon untuk menaikkan produksi Cepu 5.000 bph tiap bulannya. Caranya adalah dengan menambah peralatan sehingga jumlah minyak yang disedot juga bertambah. "Tambah 5.000 bph itu dari sumur yang eksisting. Untuk yang sumur full skill jangan diganggu dulu," kata Rudi.

Meski Rudi optimis, proyek pengembangan Lapangan Banyu Urip juga mengalami kendala. Salah satunya adalah kendala sosial ekonomi.

Rudi mengatakan banyak warga yang meminta pekerjaan. Padahal, untuk bekerja di perusahaan minyak, sumber daya manusia juga harus memadai. "Mereka bisa bekerja tapi kita lihat dulu untuk level yang mana," kata Rudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×