Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Pertumbuhan industri galangan kapal tahun ini diperkirakan tak akan lebih baik dari tahun lalu. Berbagai masalah di dalam negeri membuat konsumen kapal lebih memilih membeli kapal impor.
Sekretaris Jenderal Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Julius Tangketasik memperkirakan, nilai order kapal yang diraih industri galangan kapal lokal tahun ini tak akan berbeda jauh dari tahun lalu. "Nilai order kapal tahun ini sekitar Rp 7,5 triliun," jelasnya, Senin (23/9).
Menurut Julius, stagnasi pertumbuhan industri ini disebabkan masalah klasik, antara lain adanya berbagai aturan perpajakan yang memberatkan industri perkapalan.
Misalnya, pelaku industri galangan kapal dikenakan bea masuk impor komponen dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Padahal, bea masuk tidak dikenakan untuk kapal impor utuh.
Alhasil, Julius bilang, pelaku industri kapal lokal sulit bersaing dengan produk kapal impor dari sisi harga jual. Pasalnya, "Pajak pada komponen membuat harga kapal lokal menjadi lebih mahal," katanya. Pelemahan nilai tukar rupiah juga membuat harga komponen impor menjadi semakin mahal.
Tak hanya itu, pemesan kapal produksi industri kapal lokal masih sebatas kalangan pemerintah baik pusat dan daerah serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sedangkan konsumen swasta lebih memilih membeli kapal impor.
Apalagi, saat ini, batasan usia kapal impor yang boleh masuk ke dalam negeri masih longgar. Alhasil, konsumen memilih untuk mengimpor kapal bekas ketimbang memesan kapal baru buatan industri dalam negeri.
Sebenarnya, Julius bilang, pebisnis kapal lokal sudah meminta insentif pembebasan pajak impor komponen kapal kepada pemerintah. Tak hanya itu, pelaku industri juga berharap pemerintah bisa menumbuhkan industri komponen kapal di dalam negeri untuk menekan ketergantungan impor komponen.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi bilang, saat ini tantangan menumbuhkan industri penopang industri kapal adalah minimnya akses permodalan dari perbankan.
Tapi, Budi optimistis industri perkapalan domestik bakal tumbuh seiring kenaikan permintaan. Sehingga, pada 2015, ia berharap industri kapal lokal bisa membangun kapal berkapasitas 85.000 death weight ton (DWT) dan mampu mereparasi kapal berkapasitas 150.000 DWT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News