Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai janji politik, pembelian kembali (buyback) saham PT Indosat Ooredoo Tbk oleh pemerintah menjadi beban pemerintah. Namun ketika bertemu Presiden Joko Widodo pada Kamis (29/11), Presiden Direktur dan Chief Executive Indosat Ooredoo Chris Kanter menyarankan sebaiknya menunda pembelian kembali saham Indosat. "Saat ketemu Pak Presiden saya mengatakan, wacana buyback Indosat sekarang berpotensi merugikan negara," ungkap Kanter, kepada Kontan.co.id, Jumat (30/11) siang.
Menurutnya, nilai perusahaan saat ini sudah turun jauh dibanding saat dibeli Qatar Telecom. Jika pemerintah saat ini bisa membeli dengan nilai yang disetujui, transaksi tersebut berpotensi merugikan negara. Saat Qatar Telecom membeli saham Indosat untuk menjadi pemilik mayoritas nilai kapitalisasi pasar perusahan sekitar US$ 3,3 miliar, sementara saat ini turun menjadi kurang dari US$ 1 miliar.
Lalu bagaimana dengan janji politik? "Pemerintah beberapa waktu lalu sudah pernah difasilitasi bertemu Emir Qatar di Doha untuk menyampaikan niat buyback Indosat Ooredoo, tapi dari pihak Qatar memang tidak memiliki rencana untuk menjual. Bahkan sebaliknya saat ini mereka justru menyetujui perusahaan untuk meningkatkan nilai belanja modal secara masif untuk bisa berkembang lebih cepat ke depan," katanya. Kanter menjelaskan, Ooredoo sudah hadir di 11 negara. Sejauh ini, kontribusi emiten berkode saham ISAT ke Ooredoo sebesar 40%.
Pertemuan itu bukan cuma membicarakan buyback. "Saya memang minta waktu audiensi dengan presiden. Bagaimanpun pemerintah memiliki saham ISAT 14,29%,"ujar Kanter. Ia juga menyampaikan berbagai program seperti program transformasi untuk tiga tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News