Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Njonja Meneer akan menambah diversifikasi bisnis baru. Perusahaan jamu yang berawal dari usaha rumahan tahun 1900-an tersebut, akan masuk bisnis minuman energi tahun ini.
Njonja Meneer berencana untuk menawarkan produk tersebut ke pasar lokal dan ekspor. "Sedang disiapkan, akan keluar tahun ini," ujar Charles Saerang, Direktur Utama PT Njonja Meneer, Selasa (1/9).
Manajemen Njonja Meneer belum bisa membeberkan merek dagang yang akan mereka usung. Termasuk, kapasitas produksi produk anyar tersebut.
Namun yang pasti, minuman berenergi itu akan disajikan dalam kemasan botol. Njonja Meneer akan memanfaatkan pabrik yang sudah berdiri di Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan itu hanya tinggal menambah lini produksi saja di sana.
Lantaran tak harus membangun pabrik baru, nilai investasi yang harus dikeluarkan Njonja Meneer tidak besar. Perusahaan itu mengalokasikan dana Rp 10 miliar.
Bukan tanpa alasan Njonja Meneer masuk bisnis minuman berenergi. Perusahaan tersebut berharap kehadiran produk baru bisa menopang pertumbuhan kinerja.
Adapun tahun ini, Njonja Meneer menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15%. Sayangnya, Charles enggan membeberkan berapa pendapatan perusahaannya di tahun 2014.
Saat ini Njonja Meneer sudah memiliki sekitar 400 produk. Dari jumlah tersebut, 60% adalah produk untuk perempuan dan 40% produk untuk laki-laki. Sementara berdasarkan jenis, 30% produk berupa jamu kapsul dan 20% jamu bubuk. Lantas, sisanya berupa variasi produk lain minuman, parem dan lainnya.
Selain mengeluarkan produk anyar, Njonja Meneer juga akan berupaya meningkatkan penjualan produk anak-anak. "Kondisi resesi ekonomi seperti ini kesehatan anak-anak dan ibunya perlu dijaga, kami perkuat bisnis minyak telon," ujar Charles.
Sebelumnya pada tahun lalu, Njonja Meneer menggandeng mitra bisnis dari Malaysia dan Vietnam. Dalam kerjasama itu, mitra lokal akan menyediakan, pabrik dan jaringan pemasaran. Sementara Njonja Meneer menangani proses produksi serta menyediakan bahan baku dan tenaga ahli produksi.
Total biaya investasi yang Njonja Meneer kucurkan adalah US$ 1,5 juta. Perinciannya, US$ 500.000 untuk investasi di Malaysia dan US$ 1 juta untuk investasi di Vietnam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News