Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) akan fokus strategi yang terukur dan berorientasi jangka panjang, mengombinasikan konsolidasi aset eksisting dengan ekspansi selektif pada proyek infrastruktur bernilai strategis.
Fokus utama META diarahkan pada penguatan jalan tol terintegrasi, pengembangan energi baru terbarukan (EBT), penyediaan air bersih, serta jasa kepelabuhan.
Direktur Utama META Muhammad Ramdani Basri mengatakan, tahun 2026 akan menjadi fase krusial dalam implementasi rencana jangka panjang META.
"Manajemen tetap fokus pada konsolidasi dan pengembangan bisnis infrastruktur yang sudah ada, sembari memastikan kesiapan ekspansi di proyek-proyek strategis nasional,” ujar Ramdani dalam Paparan Publik Tahunan META di Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Baca Juga: Pengadaan Internet Rakyat pada 2026 Berpotensi Tingkatkan Persaingan Industri
Salah satu pilar utama strategis META adalah proyek Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road Elevated (JORR-E) Cikunir–Ulujami sepanjang 21,6 kilometer. Proyek ini memiliki masa konsesi 45 tahun dan terintegrasi penuh dengan jaringan JORR-1, yang dinilai sebagai aset tol terbaik di kawasan Jabodetabek.
Managing Director META Danni Hasan mengatakan saat ini pihaknya telah merampungkan detail engineering design (DED) proyek tersebut. Ia menjelaskan telah melakukan kajian lanjutan mengenai trase yang bakal dilintasi ke depan.
"Dari sisi teknis sudah tahap design engineering, dimana dimulai dengan penyelesaian ROO Plan dan kita sudah mulai meneliti trase-trase alignment dan kebutuhan terhadap land acquisition," kata Danni
META akan memulai konstruksi Tol JORR-E pada pertengahan 2026. Mengacu pada target pembangunan, META membidik konstruksi akan dijalankan selama 33 bulan hingga 42 bulan.
"Kalau semuanya lancar tahun 2029 atau awal 2030 JORR Elevated sudah dapat dioperasikan," ujar Danni.
Dengan total investasi mencapai sekitar Rp21 triliun, proyek ini diproyeksikan menjadi game changer bagi kinerja jangka panjang META.
META menilai risiko permintaan lalu lintas relatif terkendali berkat sistem revenue pooling terintegrasi JORR-1.
Selain itu, rencana beroperasinya 16 ruas tol baru di Greater Jakarta dalam 10 tahun mendatang dengan total panjang sekitar 230 km—diperkirakan akan meningkatkan volume lalu lintas JORR-1 secara signifikan.
Saat ini, pemegang konsesi tengah menyelesaikan proses final design yang ditargetkan rampung pada awal 2026, dengan konstruksi direncanakan mulai pertengahan tahun tersebut dan operasi penuh ditargetkan pada 2029–2030.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Garap Proyek Jalan di Bali dengan Nilai Proyek Rp 290,84 Miliar
Bisnis Non Jalan Tol
Di luar jalan tol, META juga memperkuat strategi diversifikasi melalui sektor utilitas. Di bidang air bersih, META mendorong optimalisasi kapasitas produksi dan recovery rate di anak usaha PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) dan PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK), yang saat ini telah mencapai tingkat utilisasi signifikan.
Sektor air bersih menunjukkan pertumbuhan positif dengan kenaikan volume penjualan sebesar 3,6% dibandingkan dengan tahun 2024. Peningkatan ini didukung oleh ekspansi area penjualan baru di PT SCTK Serang dan penyesuaian tarif 10% di PT DCC Medan sejak Maret 2025.
Sementara itu, sektor energi mencatat penyesuaian volume sebesar -7,9% YoY. Ini dipengaruhi oleh curah hujan tinggi di Pontianak yang mengganggu distribusi feedstock. META juga tengah menyiapkan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 28 MW di Sulawesi Barat yang menunggu jadwal lelang dari PLN.
Strategi 2026 juga menempatkan efisiensi dan digitalisasi sebagai fondasi utama. META telah mengembangkan perangkat lunak internal seperti Aguadigi untuk pengelolaan air serta sistem pemeliharaan berbasis preventive dan corrective maintenance guna menekan risiko unscheduled shutdown.
Ke depan, solusi digital ini berpotensi dikomersialisasikan ke pihak ketiga, membuka sumber pendapatan baru di luar bisnis inti.
Dari sisi keuangan, META memasuki 2026 dengan fundamental yang solid. Hingga kuartal III 2025, META membukukan pendapatan Rp 216 miliar dengan EBITDA Rp 58,8 miliar.
Sektor jalan tol tetap menjadi kontributor utama, dengan pertumbuhan laba inti mencapai 71,7% seiring peningkatan trafik dan kontribusi portofolio Trans Jawa. Rasio utang juga terjaga sangat konservatif, dengan debt to equity ratio sekitar 0,12 kali, memberikan ruang yang luas bagi pembiayaan proyek baru di tengah dinamika suku bunga global.
Baca Juga: Tanpa Proyek Besar Onstream, SKK Migas Andalkan 300 Sumur pada 2026
Selanjutnya: OJK Luncurkan Dukungan Asuransi Kredit untuk Perkuat Ekosistem Fintech Lending
Menarik Dibaca: Pasar Kripto Ambles, Token Ini Melejit 25% ke Puncak Top Gainers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













