kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Oktober 2018, pemerintah lelang proyek petrokimia di Teluk Bintuni


Kamis, 25 Januari 2018 / 21:26 WIB
Oktober 2018, pemerintah lelang proyek petrokimia di Teluk Bintuni
ILUSTRASI.


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian menargetkan proses lelang proyek petrokimia di Teluk Bintuni, Kabupaten Bintuni, Provinsi Papua Barat, dilakukan pada tahun ini. Proyek ini sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional yang pengerjaannya mengunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Bandan Usaha (PKBU) atau Public Private Patnership (PPP).

“Jadwal lelangnya kan diperkirakan Juli (2018) tetapi harus ada studi dulu, sehingga agak geser. Mungkin jadinya lelangnya Oktober,” ujar Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Hulu, Kementerian Perindustrian kepada wartawan di kantor Kadin, Kamis (25/1).

Proyek ini diperkirakan akan menelan investasi sebesar US$ 2,6 miliar dan berada di lahan seluas 2.112 hektare. Lahan untuk kilang petrokimia sendiri seluas kurang lebih 40 hektare.

Khayam mengatakan pergeseran jadwal lelang ini terjadi karena perubahan skema pengerjaan dari skema komersial menjadi skema PPP. Lelang ini kata dia bersifat internasional atau melibatkan inevetor intrenasinal. Diproyeksikan proses groun breaking dilakukan pada tahun 2019 dan onstream atau operasi pada tahun 2021-2022.

Triharyo Soesilo, Direktur Sektor Energi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dalam paparan diskusi di Kadin mengungkapkan berdasarkan rapat pada 15 Januari 2018 dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Genting Oil siap memasok gas untuk proyek petrokimia ini sebesar 170 MMSCFD mulai tahun 2021. BP Tangguh juga siap memasok 90 MMSCFD dan siap memasok tambaan 90 MMSCFD juga.

Menurutnya, ada dua opsi produk yang dihasilkan yaitu methanol sebesar 1 juta ton per tahun dan methanol sebesar 660.000 ton per tahun. Methanol ini selain untuk menghailkan Etilen, Propilen,

Polietilen dan Polipropilen juga bisa diolah menjadi bensin dan Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif pengganti LPG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×