kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Oktober ini, Bulog diminta intervensi pasar besar


Rabu, 01 Oktober 2014 / 19:16 WIB
Oktober ini, Bulog diminta intervensi pasar besar
ILUSTRASI. Genap berusia 7 tahun, Grup Modalku menutup tahun 2022 dengan penyaluran pendanaan sebesar lebih dari Rp 41,2 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksiUMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) baru melaporkan, inflasi September 2014 cukup rendah di level 0,27%. Meski demikian, komoditas beras kembali menjadi faktor penyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,02%.

Menurut Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, kenaikan harga beras lebih disebabkan karena spekulasi pasar. Spekulasi dari para pedagang beras ini muncul karena angka ramalan (ARAM) 1 BPS yang memprediksikan terjadi penurunan produksi beras di tahun ini, dipicu El Nino.

“Kenaikan harga gabah di bulan September kan 2,69%. Ini memang harus diantisipasi, karena kan gabah yang dibeli sekarang ini, dijualnya kan di Oktober,” kata dia di Jakarta, Rabu (1/10).

Dari catatan BPS, harga gabah kering panen (GKP) pada bulan ini naik 2,69% dibanding Agustus 2014, menjadi sebesar Rp 4.2828,54 per kilogram di tingkat petani, dan menjadi sebesar Rp 4.369,26 per kilogram di tingkat penggilingan.

Sasmito mengatakan, jika kondisi ini tidak segera diantisipasi, maka bulan Oktober ini beras diperkirakan akan menyumbang inflasi lebih besar. Sumbangan beras dalam inflasi September ini sebesar 0,02%.

“Mungkin harus diantisipasi Bulog, apakah akan menyiapkan operasi pasar. Oktober Bulog jaga-jaga supaya harga beras enggak naik. Biasanya sih kalau, harga beras sudah mendekati 3%, Bulog itu melakukan intervensi pasar. Ini kan sudah mendekati. Kemungkinan mereka akan lakukan, karena mereka juga punya stok,” ujar Sasmito.

Biasanya, lanjut dia, jika terjadi kenaikan harga 2,69% di tingkat petani dan penggilingan, maka kenaikan harga beras di tingkat pedagang pasar juga sebesar itu. “Itu yang harus diintervensi pemerintah melalui Bulog untuk melakukan tambahan beras yang cukup. Kalau Bulog melakukan intervensi, kemungkinan harganya akan bertahan,” tukas dia. (Bambang Priyo Jatmiko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×