Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Direktur Konstruksi Strategis PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) M. Agung Nugroho memastikan unit 1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Rembang baru bisa beroperasi pada 13 Oktober 2009. PLTU Unit 1 Rembang 315 MW itu terlambat memasok sistem kelistrikan di Jawa Tengah selama 15 hari karena terlambatnya pasokan batubara.
"Batubara baru datang 17 Agustus, lalu bongkar muat selesai 23 Agustus. Tapi langsung dilakukan tapping (commissioning). Setelah itu, pada 11 September dilakukan first firing, lalu pada 13 Oktober sudah masuk sistem dan beroperasi. Memang Rembang terlambat 15 hari karena masalah batubara," kata Agung kepada KONTAN, Rabu (26/8).
Sebelumnya, Kepala Bidang Energi Batubara Pudji Widodo merinci, batubara yang selesai bongkar muat pada 23 Agustus tersebut merupakan kiriman PT Titan Mining sebanyak 8.000 ton. Pengiriman tersebut dilanjutkan dengan bongkar muat kiriman batubara dari PT Arutmin Indonesia dengan jumlah yang sama pada hari ini (26/8).
"Pemasok Rembang memang dari dua perusahaan itu masing-masing 50%. Di sana hampir setiap 3 hari sekali bongkar muat dengan volume per tongkang 8.000 ton," kata Pudji.
Ia menambahkan, PLN membeli batubara itu dengan harga di bawah US$ 60 per ton. Mereka berharap, stok batubara bakal tersedia setidaknya 30 hari sebelum pembangkit mulai beroperasi pada Oktober mendatang.
PLTU Rembang sendiri membutuhkan 2,1 juta ton batubara per hari untuk menghidupkan 2x315 MW unit pembangkit yang dibuat oleh perusahaan China, Dong Fang. Seharusnya Commercial Operation Date (COD) unit 1 bisa dilakukan pada September 2009. Selanjutnya, operasional unit kedua dilakukan pada Desember 2009.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News