Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Pertamina terpaksa mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 8 miliar hingga Rp 12 miliar untuk mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) di Kalimantan Barat (Kalbar). Biaya itu untuk menjamin pasokan BBM pada Mei-Agustus 2012 atau sekitar Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar per bulan.
Hanung Budya Yuktyanta, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, mengatakan, penambahan biaya sebesar Rp 8 miliar sampai Rp 12 miliar merupakan dampak dari musim kemarau di Kalbar. Musim kemarau telah membuat ketinggian air di Sungai Kapuas, Kabupaten Sintang menurun 40 cm dari ketinggian normal yakni 8 meter hingga 11 meter.
Penurunan ketinggian air itu menyebabkan distribusi BBM dengan kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) tidak dapat dilakukan. "Dahulu penyusutan ketinggian air secara drastis terjadi tiga atau empat tahun sekali. Tetapi dalam tiga tahun terakhir ini terjadi setiap musim kemarau," katanya, akhir pekan lalu.
Dengan tidak berfungsinya kapal SPOB, maka Pertamina harus menggunakan jalur darat dengan memompa BBM dari kapal SPOB ke truk tangki di daerah Sanggau yang berjarak 97 km dari Terminal Sintang. Infrastruktur jalan yang juga masih buruk membuat biaya makin membengkak. Agar tidak selalu tambah biaya distribusi saat musim kemarau, Pertamina sedang menyelesaikan pembangunan depot mini berkapasitas 10.000 kiloliter di Kabupaten Sanggau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News