kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operasikan PLTA Rajamandala, Indonesia Power yakin bisa dorong transisi energi


Jumat, 12 November 2021 / 14:05 WIB
Operasikan PLTA Rajamandala, Indonesia Power yakin bisa dorong transisi energi
ILUSTRASI. PLTA Rajamandala di?di Cianjur, Jawa Barat.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. PT Indonesia Power, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) optimistis bisa mengawal rencana transisi energi dengan mendorong pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

Adapun, optimisme ini ditopang pengalaman Indonesia Power dalam mengoperasikan sejumlah pembangkit EBT termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala yang terletak di Cianjur, Jawa Barat.

Direktur Utama Indonesia Power M. Ahsin Sidqi mengungkapkan, PLTA Rajamandala merupakan pembangkit dengan teknologi modern hasil kerja sama antara IP dengan kepemilikan saham sebesar 51% dan Kansai Electric Power Company sebesar 49% yang menjadi PT Rajamandala Electric Power.

PLTA Rajamandala berkapasitas 47 Megawatt (MW) dan beroperasi sejak Mei 2019. Pembangkit yang berlokasi di Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur ini mampu memproduksi listrik mencapai 496 Megawatt hour (MWh) per hari dan 181 Giga Watt hour (GWh) per tahun.

"PLTA ini merupakan wujud dari komitmen PLN dan Indonesia Power untuk mencapai target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 23% EBT pada 2025. PLTA Rajamandala ini sejatinya merupakan buah dari program renewable energy yang dicanangkan PLN sesuai dengan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028," ujar Ahsin ditemui di Kawasan PLTA Saguling, Kamis (11/11).

Baca Juga: Dorong transisi energi, PLN siapkan tiga strategi utama

Ahsin menambahkan, sebagai pembangkit modern, PLTA Rajamandala memanfaatkan aliran sungai Citarum yang merupakan keluaran dari PLTA Saguling dengan menggunakan turbin Vertical Kaplan. PLTA ini tidak memerlukan pembangunan waduk atau bisa disebut dengan kategori PLTA run-of-river.

Listrik dari pembangkit yang menyerap investasi sebesar US$ 150 juta ini dihasilkan dengan memanfaatkan debit air 168 meter kubik dan ketinggian jatuh air (gross head) 34 meter.

Maka dari itu, dalam pengoperasiannya, PLTA Rajamandala menerapkan teknonologi terbaru pada konstruksi pipa pesat, spiral case dan labirin waterway dengan menggunakan bahan beton bertulang serta teknologi yang efisiensi pada sisi turbin kaplan.

“PLN dan Indonesia Power sangat welcome dan berkomitmen dalam penggunaan renewable energy dan pengembangan komunitas. Kami yakin jika Indonesia Power akan menjadi pemimpin dalam bidang renewable energy di Indonesia,” imbuh Ahsin.

Di sisi lain, Ahsin menambahkan, listrik yang dihasilkan dari PLTA Rajamandala turut memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan Jawa-Bali. Listrik tersebut dipasok melalui jaringan transmisi bertegangan 150 kilo Volt (kV) Cianjur-Cigereleng.

Selain itu, pasokan listrik dari PLTA yang menempati lahan sekitar 40 hektare tersebut juga menjadi backup sistem kelistrikan di wilayah Jawa Barat.

Selanjutnya: Hingga tahun depan, Indonesia Power targetkan 4 pembangkit EBT rampung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×