kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong transisi energi, PLN siapkan tiga strategi utama


Kamis, 11 November 2021 / 19:39 WIB
Dorong transisi energi, PLN siapkan tiga strategi utama
ILUSTRASI. PLN siap mendorong transisi energi seiring target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23%.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mendorong transisi energi seiring komitmen pemerintah mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% dan zero carbon.

Vice President Energi Hidro PLN Deny Waskhito Sigit menyebutkan, ada tiga strategi utama yang disiapkan PLN dalam mengejar target penambahan kapasitas EBT secara bertahap hingga 2030 mendatang.

"Ini loncatan yang challenging untuk PLN dan kita berusaha untuk capai besaran kapasitas (pembangkit). Strategi untuk EBT tentu saja kita tidak bisa at any cost, kita mesti berhitung," ujar Deny saat ditemui di kawasan PLTA Saguling, Kamis (11/11).

Adapun, tiga strategi pengembangan EBT oleh PLN yakni, pertama, pengembangan pembangkit dengan mempertimbangkan keselarasan supply demand, potensi ketersediaan sumber energi setempat , keekonomian, keandalan, ketahanan energi nasional dan sustainability.

Baca Juga: Tumbuh 4%, pendapatan PLN naik jadi Rp 212,8 triliun per kuartal III 2021

Kedua, akselerasi pengembangan pada daerah defisit serta daerah yang menggunakan BBM impor sebagai bahan bakar PLTD, merupakan langkah strategis baik dari sisi bisnis PLN maupun mengurangi belanja negara di sektor BBM.

Ketiga, pada sistem kelistrikan dengan reserve margin besar perlu m empertimbangkan harmonisasi supply demand, peran serta, dukungan Pemerintah, Stakeholder dalam menumbuhkan iklim investasi yang baik khususnya di bidang industri dalam rangka peningkatan demand dan pertumbuhan ekonomi.

"Pengembangan EBT sudah kita potret dari beberapa tahun lalu dan PLN luncurkan program GREEN yang terdiri dari tiga pilar,"  terang Deny.

Program transformasi PLN ini diharapkan dapat menopang target penambahan kapasitas sekitar 10,6 GW di 2025 mendatang. Nantinya, demi mencapai target bauran EBT 23% pada 2025 maka kapasitas terinstal pembangkit bakal mencapai 18,6 GW, atau meningkat dari saat ini sebesar 8 GW yang persentase baurannya mencapai 12,56%.

Program GREEN sendiri bakal ditopang oleh implementasi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), green booster yang meliputi implementasi cofiring pada PLTU dan konversi PLTD serta pengembangan EBT skala besar. "Large scale RE paling challenging karena ada masalah disisi demand," kata Deny.

Deny mengungkapkan, dalam implementasi Large Scale RE, PLN bakal menerapkan konsep Renewable Energy Based on Industry Development (REBID).

Sayangnya, Deny belum bisa merinci soal besaran investasi yang akan disiapkan PLN dalam mendorong pengembangan EBT.

Sekedar informasi, selain mengejar target bauran EBT 23% pada 2025 mendatang. Indonesia juga dihadapkan pada tantangan mencapai zero carbon pada 2060 mendatang.

Secara khusus, pengembangan EBT di Indonesia ditahun 2030 diharapkan akan mencapai 28,9 GW kapasitas terpasang dengan energy mix mencapai 24,8%.

Artinya, ada tambahan sekitar 20,9 GW dari kapasitas saat ini yang sebesar 8 GW. Dari jumlah tersebut alokasi PLN sebesar 9,14 GW (43,7%) dan Independent Power Producer (IPP) sebesar 11,77 GW (56,3%).

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan t otal kebutuhan investasi pembangkit EBT hingga 2030 mendatang  sekitar US$ 65 miliar hingga US$ 75 miliar.

Selain itu, rencana pemerintah mendorong percepatan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berpotensi mendorong penambahan kapasitas EBT dalam waktu dekat.

"Rencana untuk pensiun dini PLTU sebelum 2030 dan adanya kemungkinan beberapa proyek PLTU kesulitan financing close setelah Pemerintah Tiongkok menyampaikan tidak lagi mendanai proyek PLTU baru di luar negeri setelah 1 Oktober, maka ada kemungkinan kapasitas pembangkit ET akan meningkat setelah 2023," kata Fabby.

Selanjutnya: Pembangkit listrik ramah lingkungan PLTA Saguling topang 2,5% listrik Jawa-Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×