kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,17   5,84   0.65%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operator harapkan insentif untuk bangun infrastruktur 5G


Rabu, 27 November 2019 / 17:56 WIB
Operator harapkan insentif untuk bangun infrastruktur 5G
ILUSTRASI. Teknisi XL Axiata melakukan pemeliharaan perangkat BTS (Base Transceiver Station) di lokasi tower di Nawangkewa, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (27/10/2019). Layanan data XL Axiata sudah bisa dinikmati oleh masyarakat di 22 Kabupaten/K


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

Sementara, Arief Musta’in, Director & Chief Innovation & Regulatory Officer Indosat Ooredoo berpandangan masuknya 5G ke Indonesia berpotensi mengubah struktur industri telekomunikasi di negara ini.

Hal tersebut tak lepas dari tingginya biaya membangun jaringan infrastruktur yang dibutuhkan sehingga investor atau pemain baru akan bermunculan dan skema kolaborasi antara pemain akan terjadi.

Baca Juga: IHSG turun 0,05% ke 6.023 di akhir perdagangan Rabu (27/11)

“Oleh sebab itu beberapa perusahaan di luar negeri bergabung untuk mengembangkan 5G ini agar infrastrukturnya bisa lebih ekonomis dengan cara sharing. Ketika spectrum mahal, investasinya mahal, maka operator akan berpikir bagaimana return of investment-nya, dan solusinya adalah sharing,” ujarnya. 

Chief Enterprise & SME Officer XL Axiata, Feby Sallyanto menyebutkan bahwa perusahaannya sudah siap untuk menyediakan layanan 5G. Namun diperlukan solusi win-win dari regulator agar biaya pembangunan jaringan bisa dikolaborasikan.

“XL Axiata siap masuk ke 5G dengan seleksi beberapa pasar yang cocok dan pas untuk penggunaan 5G ini. Kami berharap banyak pada regulator, karena semua operator ini tidak bisa pada tahap awal sudah memiliki business case yang mumpuni. Sehingga perlu dukungan pemerintah, dan win-win bagi semua pihak agar transisi 4G ke 5G bisa berjalan lancar,” paparnya.

Baca Juga: Envy Technologies (ENVY) bidik proyek senilai Rp 1,25 triliun
 
Ia menyebutkan dalam uji coba 5G yang dilakukan pihaknya di Surabaya bersama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), ditemukan bahwa pemakaian frekuensi 5G yang tinggi tidak bisa cover area yang cukup luas, yakni 150 meter dari tower.

Dari sana, ia menilai operator ke depan akan membutuhkan BTS yang cukup banyak guna menjangkau daerah yang luas. “Kami berkesimpulan bahwa spektrum sharing bisa membuat transisi yang mulus dari 4G ke 5G,” tambahnya.

Ia juga mengusulkan kepada Kominfo untuk duduk bersama para petinggi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk menjaring kelompok industri yang siap menjadi pelanggan layanan 5G dari operator. Sebabnya, antisipasi dari permintaan pasar.

Baca Juga: Tahun pertama operasional, MRT Jakarta raih keuntungan hingga Rp 70 miliar

Lebih lanjut, Feby bilang hingga kuartal III XL Axiata telah memiliki sekitar 129 ribu BTS. Dari sana sekitar 39.000 melingkupi 4G, 53.000 3G, dan 36.000 2G.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×