Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Garam (Persero) menawarkan kerjasama untuk optimalisasi lahannya yang tidak produktif. Salah satunya, dengan menggandeng Perum Perikanan Indonesia (Perindo).
Kedua perusahaan pelat merah tersebut meneken Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta, Senin (28/3). Melalui kerjasama tersebut, Perindo akan memanfaatkan lahan milik Garam seluas 250 hektare (ha) di Sumenep, Pulau Madura untuk dijadikan tambak udang dengan sistem bagi hasil.
"Lahan tersebut merupakan lahan yang kurang produktif," ujar Direktur Utama Garam R. Achmad Budiono kepada KONTAN sebelum penandatanganan MoU. Ia menjelaskan, produktivitas lahan tersebut sebenarnya sama saja dengan lahan lainnya, yaitu 70.000 ton per ha per tahun.
Hanya saja, karena lokasinya jauh dari pantai, harga pokok produksi (HPP) jadi tinggi, mencapai 80%-90% dari harga jual. Padahal, idealnya HPP tidak lebih dari 50% dari harga jual.
Ini adalah pertama kalinya Garam bekerja sama dengan perusahaan lain untuk pengelolaan lahannya. Namun, tidak tertutup kemungkinan ke depan, perusahaan akan menjalin kerjasama lagi.
Sebagai informasi, saat ini luas lahan Garam kurang lebih 5.600 ha yang tersebar di beberapa daerah di Pulau Madura, antara lain Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Perusahaan menargetkan ekstensifikasi lahan seluas 400 ha melalui pola kemitraan plasma dengan petambak di Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun ini.
Sayang, Direktur Utama Perindo Syahril Japarin belum bisa memaparkan target produksi udang dari lahan Garam. Pria yang baru menjabat sebagai Direktur Utama Perindo sejak Desember 2015 itu mengaku ingin melakukan konsolidasi lebih dulu.
Yang jelas, Perindo memang sedang giat-giatnya mengembangkan bisnis di luar bisnis inti, yaitu pelabuhan perikanan. Sebelum di Sumenep, perusahaan sudah menggarap budidaya udang vaname di tambak seluas 30 ha di Karawang, Jawa Barat dan Pekalongan, Jawa Tengah sejak 2014.
Perindo menargetkan produksi dari tambak di Karawang dan Pekalongan sebanyak 785 ton tahun ini, melompat lima kali lipat dari target 175 ton tahun lalu. Perusahaan berupaya melipatgandakan produksi karena melihat prospek cerah udang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News