Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Issa Almawadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Industri otomotif Indonesia mulai menghitung efek gempa 7,3 skala richter di Kumamoto, Pulau Kyushu. Utamanya, atas pasokan suku cadang dari Jepang.
Sebab, raksasa produsen mobil Jepang yakni Toyota Motor Co. menghentikan aktivitas produksi mereka di Jepang selama sepekan. Salah satu sebabnya adalah pasokan onderdil dari anak usaha mereka yakni Aisin Seiki mengalami gangguan. Pabrik Aisin tak bisa berproduksi akibat gempa.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi (18/4) mengatakan, efek gempa memukul pemasok komponen industri otomotif di sana. Jumlahnya terbilang banyak yakni 30 pemasok sampai 50 pemasok. "Dampak ke Indonesia masih kami hitung," kata Yohannes kepada KONTAN.
Hanya, ia optimistis dampak gempa kali ini tak akan seberat gempa Fukushima tahun 2011 silam. Pengalaman gempa membuat pabrikan Jepang sudah mengantisipasi pasokan dan stok suku cadang.
Di sisi lain, saat ini, pabrikan otomotif memiliki stok produksi yang cukup. "Indonesia sedang overstock. Jadi, harusnya aman," imbuhnya.
Noegardjito, pengamat otomotif dari Automotive Industry Policy Spesialist menyebut, 65% lebih pasar otomotif di Indonesia didominasi oleh multipurpose vehicle (MPV). Mayoritas komponen mobil jenis ini sudah diproduksi di dalam negeri dengan rata-rata penggunaan komponen lokal di atas 75%. "Avanza dan Xenia semisal, komponen lokalnya sudah 87%," kata mantan Sekretaris Umum Gaikindo ini.
Dari pengalaman Fukushima dan banjir bandang di Thailand tahun 2011 silam, pabrikan otomotif juga bergegas mencari pasokan dari negara lain. Dengan cara ini produksi mobil di Indonesia tak terganggu.
Agen pemegang merek (APM) mobil Honda di Indonesia pun tak khawatir dengan gempa Kumamoto. Honda yakin, efek gempa kali ini tak mengganggu produksinya. "Di Kumamoto, pabrik Honda adalah pabrik sepeda motor. Jadi, tidak ada dampak terhadap mobil Honda," kata Jonfis. Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran PT Honda Prospect Motor.
Meski begitu, PT Astra Honda Motor yang juga produsen sepeda motor Honda di Indonesia tak khawatir terhadap dampak gempa ini. "Mereka berhenti sementara sampai 22 April 2016," kata Ahmad Muhibuddin, Deputy Head of Corporate Communication PT Astra Honda Motor kepada KONTAN, Senin (18/4).
Apalagi, klaim AHM, perusahaan ini sudah memproduksi sendiri komponen dan motor untuk kebutuhan pasar di Indonesia, antara lain untuk motor matik, bebek, dan motor sport. Sayang, Muhibuddin tak merinci komponen yang masih harus diimpor dari Jepang serta jenis motor Honda yang 100% masih impor dari Jepang.
Namun, dalam catatan Gaikindo, produk yang masih diimpor utuh alias complete built up (CBU) oleh Toyota adalah Alphard, Vellfire, Camry, Crown, Previa, Prius, Nav1 juga Hilux. Adapun untuk produk CBU Honda adalah Brio, Odyssey, CRZ, New Accord, New Civic, dan New City.
Sementara untuk Lexus, 100% masih didatangkan utuh alias CBU. Cuma, data Gaikindi tak merinci, CBU-CBU tersebut didatangkan dari Jepang atau dari negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News