kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.742.000   28.000   1,63%
  • USD/IDR 16.354   42,00   0,26%
  • IDX 6.516   -131,79   -1,98%
  • KOMPAS100 926   -15,28   -1,62%
  • LQ45 727   -11,27   -1,53%
  • ISSI 204   -5,48   -2,62%
  • IDX30 379   -5,12   -1,33%
  • IDXHIDIV20 454   -6,82   -1,48%
  • IDX80 105   -1,64   -1,53%
  • IDXV30 108   -1,53   -1,40%
  • IDXQ30 124   -1,87   -1,49%

Otot dollar kerek cuan PBRX dan SRIL


Senin, 28 September 2015 / 10:57 WIB
Otot dollar kerek cuan PBRX dan SRIL


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Tak selamanya penguatan dollar Amerika Serikat (AS) berdampak negatif ke pelaku industri. Sebaliknya, industri yang dominan ekspor justru menikmati penguatan mata uang Negara Paman tersebut.

Salah satu pelaku industri yang mendulang senyum dengan penguatan dolar AS ini adalah, produsen garmen PT Pan Brothers Tbk (PBRX). Perusahaan yang memproduksi pakaian jadi ini rajin ekspor. Bahkan portofolio ekspor perusahaan ini mencapai 99% dari total pendapatannya.

Iswar Deni, Corporate Secretary PBRX bilang, saat dolar AS menguat kinerja perusahaan akan positif. "Selalu (pelemahan rupiah) menguntungkan bagi kami," jelas Iswar kepada KONTAN, (24/9).

Iswar menyebut, saat rupiah melemah dan dollar AS menguat, mereka berpeluang menggenjot laba. Sebab, biaya produksi sebagian menggunakan rupiah tapi pendapatan dollar AS. "Mayoritas penjualan kami ekspor," kata Iswar.

Dampak positif penguatan dollar AS ini terlihat pada kinerja keuangan PBRX. Karena PBRX belum merilis kinerja semester pertama tahun ini, KONTAN hanya mengacu pada kinerja keuangan triwulan pertama tahun ini.

Pada tiga bulan pertama tahun 2015 tersebut, pendapatan PBRX dari hasil ekspor mencapai US$ 75,76 juta atau 85,41%. Adapun pendapatan dari pasar domestik hanya US$ 11,05 juta atau 14,59% dari total pendapatan.

Adapun negara tujuan ekspor PBRX antara lain; Amerika Serikat, Eropa, Eropa Timur, Kanada, Asia, Australia dan negara-negara lain.

Dampak positif dari penguatan dollar AS juga dirasakan perusahaan garmen lain seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk. Emiten dengan kode saham SRIL di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga tersenyum melihat penguatan dollar AS.

Iwan S Lukminto, Direktur Utama SRIL menyatakan, penguatan dollar akan berdampak positif bagi perusahaannya. Sebab, hampir 50% penjualan SRIL merambah pasar ekspor. "Alhasil kami diuntungkan," kata Iwan kepada KONTAN, Rabu (23/9).

Iwan menjelaskan, walaupun sebagian pasarnya juga menyasar pasar domestik, tetapi sebagian transaksi yang dilakukan menggunakan mata uang dollar AS. Dari total pendapatan SRIL, sekitar 70% dalam dollar AS.

Dampak dari penguatan dolar AS ini membuat produk SRIL makin kompetitif di pasar ekspor.   Makanya, SRIL lebih leluasa memperbesar pasar di luar negeri. Merujuk laporan keuangan SRIL di semester I tahun 2015, pendapatan SRIL tercatat mencapai US$ 352,79 juta atau naik 27% ketimbang pendapatan periode sama 2014.

Untuk pasar ekspor, SRIL mencatat pendapatan senilai US$ 172,43 juta dengan porsi 49% dari total penjualan SRIL. Sementara penjualan perusahaan ini di pasar lokal masih mendominasi penghasilan yakni mencapai US$ 180 juta.

Penjualan ekspor ini mengalami kenaikan sekitar 25% jika dibandingkan dengan periode Semester I-2014. Sebagai catatan pada semester I-2014 nilai ekspor perusahaan yang dikenal dengan Sritex ini mencapai US$ 137,77 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×