Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - BALI. OXO Group Indonesia resmi memperkenalkan proyek terbarunya bertajuk OXO The Residence ke publik, yang ditandai dengan pembukaan nomor unit pembelian (NUP) pada 8 Mei 2024. Ini merupakan proyek hunian vila premium yang terletak di dalam kawasan pengembangan Nuanu City Bali.
OXO The Residence akan menghadirkan 40 unit vila bergaya neo luxury. Proyek ini akan dibangun di atas lahan seluas 2 hektare (ha) dengan menawarkan vila dengan luas unit sekitar 182 meter persegi (m2) hingga 286 m2. Harganya dibanderol mulai Rp 7,5 miliar.
Johannes Weissenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia mengatakan, OXO The Residence akan dibangun sebagai proyek residensial dengan standar baru di Bali. Menurutnya, prospek proyek ini sangat menarik karena merupakan bagian dari kawasan Nuanu City Bali seluas 44 ha yang terletak di wilayah Nyanyi, Bali.
“Nuanu City bakal jadi the next big thing di Bali setelah Canggu dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Tidak ada lagi lokasi pengembangan kawasan di Bali seperti Nuanu City ini, yang di dalamnya akan hadir beragam fasilitas yang akan memadukan seni, budaya, kesehatan, alam, dan dampak sosial,” kata dia saat ditemui di Bali, Selasa (7/5).
Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Masih Cerah pada Kuartal I-2024, Simak Rekomendasi Analis
Pemilik unit OXO The Residence nantinya bisa menikmati berbagai fasilitas yang ada dalam kawasan Nuanu City yang kini juga masih dalam tahap pengembangan. Dengan prospek tersebut, Johannes optimistis nilai properti OXO The Residence memiliki potensi kenaikan harga lebih cepat.
Nuanu City merupakan satu proyek yang dirancang sebagai kawasan terintegrasi yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan penghuni atau para wisatawan. Di kawasan ini sudah beroperasi Luna Beach Club dan ProEd Global School. Adapun proyek-proyek selanjutnya sedang dalam proses pengembangan, termasuk OXO The Residence
OXO The Residence rencananya akan grand launching pada Juni 2024. Pembangunannya direncanakan dimulai pada Oktober 2024 dan ditargetkan rampung sekitar satu tahun sembilan bulan. “Namun, persiapan pembangunan sudah dimulai dari Agustus mendatang,” ujar Johannes.
Untuk menghadirkan proyek dengan nilai pengembangan mencapai Rp 500 miliar ini, OXO Group menggandeng arsitek asal Jerman, Alexis Dornier. Proyek ini akan dirancang dengan desain sederhana tetapi tetap ikonik.
Baca Juga: Pasar Properti Bali Berubah Pasca Covid-19, OXO Group Siap Jaring Potensinya
Alexis mengatakan, arsitek bangunan yang dihadirkan memadukan alam dan budaya Bali. “Elemen yang digunakan juga harus mewakili identitas Pulau Bali, melalui alam sekitar dan material lokal, seperti batu bata yang dapat dengan mudah kita temukan di kawasan Tabanan, termasuk bebatuan vulkanik,” jelasnya.
Bidik 80% Pembeli Lokal
OXO The Residence merupakan proyek ke-8 dari OXO Group. Berbeda dari proyek-proyek sebelumnya, pengembang dan manajemen properti butik ini bakal lebih banyak menyasar pasar domestik untuk dalam memasarkan OXO The Residence.
Johannes mengatakan, OXO The Residence menargetkan pembeli lokal sekitar 80% dan sisanya dari pembeli asing. Adapun proyek-proyek sebelumnya, pembeli asing mencapai 80%.
Perubahan strategi itu dilakukan karena OXO Group melihat bahwa potensi pasar domestik masih sangat besar, terutama pembeli dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. “Target market yang kami ada tiga, yakni orang yang mau tinggal, mereka tinggal saat berlibur (holiday market), dan investor. Adapun orang-orangnya yang dibidik bisa influencer, pengusaha, dan lain-lain,” kata Johannes.
Ia bilang, sebelum pandemi Covid-19, orang-orang Indonesia lebih fokus berlibur ke luar negeri. Tetapi, saat terjadi pandemi, terjadi pembatasan mobilitas ke luar negeri dan satu-satunya pilihan orang-orang berduit menghabiskan waktu liburan hanya Bali. Belajar dari pengalaman itu, lanjutnya, orang-orang orang-orang Indonesia kini semakin banyak tertarik melirik potensi untuk berinvestasi properti di Bali.
Selain itu, OXO Group dalam memasarkan proyek ini dengan sistem freehold atau sertifikat Hak Milik (SHM). Sedangkan saat ini kebanyakan properti di Bali menawarkan sistem leasehold.
Baca Juga: Para pengembang optimistis investasi properti bergairah paska Pemilu
Johannes menambahkan, secara keseluruhan, prospek properti di Bali masih sangat menjanjikan. Bali telah memiliki pengalaman melalui banyak musibah, seperti dua kali tragedi bom, musibah alam meletusnya gunung merapi, hingga pandemi Covid-19. Namun, nyatanya properti di Bali bisa pulih dengan cepat. “ Properti Bali memang sudah jadi global brand,” ujarnya.
OXO Group menjanjikan potensi capital gain OXO The Residence rata-rata bisa mencapai 8% dalam 10 tahun dengan asumsi tingkat okupansi mulai dari 56% hingga 72%.
Sebagai informasi, OXO Group Indonesia merupakan pengembang dan manajemen properti butik yang berbasis di Bali. Perusahaan ini tercatat telah memiliki dan mengelola sekitar 30 properti di Bali senilai Rp 700 miliar, terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, danditambah kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News