kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik baru Madusari Murni (MOLI) di Lampung ditargetkan rampung 2020


Senin, 01 Oktober 2018 / 16:45 WIB
Pabrik baru Madusari Murni (MOLI) di Lampung ditargetkan rampung 2020
ILUSTRASI. Pencatatan Perdana Saham Madusari Murni di BEI


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen ethanol, PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) tengah menyelesaikan proses pembangunan pabrik baru di Lampung. Perusahaan ini diketahui tengah merancang lini produksi dengan kapasitas 50 juta liter ethanol per tahun.

Arief Goenadibrata, Direktur Utama Madusari Murni Indah mengatakan, saat ini perusahaannya tengah menyelesaikan tahapan desain. "Finalisasinya nanti, kami juga cari dulu kontraktor yang tepat untuk mulai bangun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/10).

Sebelumnya MOLI telah memiliki pabrik ethanol dengan kapasitas produksi 80 juta liter per tahun, adapun utilitasnya hampir 100%. Jika pabrik yang sudah eksis mengandalkan bahan baku molase, waste dari pabrik tebu, maka pabrik baru di Lampung bakal mengembangkan bahan baku alternatif.

"Molase bisa jadi terbatas nantinya, sehingga pabrik yang baru diharapkan multi feed stock, tidak hanya bergantung pada waste gula," urai Arief. Salah satu material yang dijajal ialah biji jagung.

Selama ini sebagian besar bahan baku ethanol produksi MOLI memang berasal dari molase, sehingga pabrik yang sudah ada memiliki banyak tangki dengan daya tampungan 240 juta liter molase setiap tahunnya. Sekadar perbandingan, untuk menghasilkan 1 liter ethanol, jumlah molase yang diperlukan mencapai 3,5 kilogram.

Arief mengatakan, di pertengahan tahun 2019 nanti pihaknya bakal melakukan uji coba produksi secara bertahap, dengan kapasitas 10 juta liter per tahun. "Masih tunggu beberapa mesin dulu, setelah 2020 pabrik baru bisa full operation," terang Arief.

Investasi MOLI untuk pabrik di Lampung itu tercatat senilai Rp 500 miliar. Sumber dana didapat dari dana segar initial public offering (IPO) dan pendanaan perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×