Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - PT Eagle High Plantations Tbk (BWTP) segera mengoperasikan pabrik kelapa sawit (PKS) baru yang berlokasi di Kabupaten Keerom, Papua awal tahun 2018 ini. Saat ini, proses pengerjaan pabrik baru dalam tahap penyelesaian. Pembangunan pabrik baru ini diharapkan dapat menampung produksi Tandan Buah Segar (TBS) milik BWPT yang diprediksi akan mulai berbuah tahun depan di daerah Papua.
Satria Budi Wibawa, Sekretaris Perusahaan BWTP mengatakan, untuk tahap pertama, pabrik yang dibangun ini memiliki kapasitas produksi 45 ton per jam. Namun ke depan, kapasitas produksi ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai 90 ton per jam.
Untuk pembangunan pabrik tahap pertama ini saja, perusahaan milik Grup Rajawali ini merogoh kocek sekitar Rp 160 miliar. "Pembangunan pabrik ini masih terus berlangsung dan kami targetkan sudah beroprasi pada semester pertama tahun depan," ujarnya akhir pekan lalu.
Ia menjelaskan, bila PKS baru ini sudah beroperasi, dapat menyumbang produksi TBS dengan kapasitas produksi sebesar 270.000 ton per tahun. Namun sayang, ia enggan menyebutkan berapa total kapasitas produksi pabrik milik perusahaan yang ada saat ini.
Selain itu, BWTP juga akan membangun tujuh hingga delapan pabrik kelapa sawit dalam lima tahun depan. Hal itu sejalan dengan makin banyaknya tanaman kelapa sawit di kebun perusahaan yang memasuki usia prima dan siap berproduksi.
Untuk itu, BWTP sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun. Rencananya pembangunan sejumlah PKS baru yang akan dibangun memiliki kapasitas produksi masing-masing sebesar 45 ton sampai 60 ton per jam.
Dengan penambahan pabrik baru tersebut, perusahaan perkebunan ini yakin bisa mencetak pertumbuhan produksi sekitar 12%. Target ini sejalan dengan kinerja BWPT di semester satu lalu.
Saat ini, BWPT sudah memiliki tujuh pabrik yang telah berproduksi. Pabrik tersebut digunakan untuk mengolah produksi lahan perkebunan perusahaan dengan luas total 150.000 hektare (ha) areal tertanam. Namun dari total lahan tersebut, baru separuhnya atau sekitar 75.000 ha yang sudah memasuki usia prima saat ini. Untuk saat ini, BWTP masih fokus mengoptimalkan aset yang ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News