kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pabrik gula di Jawa kesulitan bahan baku


Rabu, 17 Januari 2018 / 22:31 WIB
Pabrik gula di Jawa kesulitan bahan baku
ILUSTRASI. Pabrik Gula Ngadirejo


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat gula Adig Suwandi mengatakan, saat ini pabrik-pabrik gula khususnya di wilayah Jawa sedang kesulitan memenuhi bahan baku. Hal ini dikarenakan terus berkurangnya lahan tebu dari waktu ke waktu.

"Kesulitan pabrik gula saat ini memang persoalan bahan baku yang belum settle. Sementara, impor raw sugar juga tidak mudah sekarang, ada aturan yang harus ditaati," ujar Adig, kepada KONTAN, Rabu (17/1).

Adig berpendapat, saat ini bisnis gula di Indonesia belum bisa diprediksi melihat beberapa aturan yang berlaku saat ini.

Salah satu aturan tersebut adalah dengan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula. Dengan harga gula yang terus meningkat, pabrik gula akan terus melakukan efisiensi.

Sementara, biaya usaha tani di sektor tebu pun terus meningkat sehingga harga pembelian seharusnya meningkat. Padahal, dengan penetapan HET tersebut, petani pun harus menjual gulanya di bawah harga HET.

"Petani meminta harga tinggi karena ada perhitungannya. Ada dari modal yang dikeluarkan, penanaman yang juga membutuhkan waktu 1 tahun, dan lainnya. Namun, pemerintah juga memiliki pertimbangan tertentu dalam menetapkan harga," jelas Adig.

Menurut Adig, bila petani tidak mendapatkan harga yang tepat, maka petani akan memilih untuk tidak menanam tebu. Bila hal tersebut terjadi, maka areal tebu akan terus menurun.

Sementara itu, Adig pun memberi pendapat tentang Bulog yang ingin melepas anak usahanya, PT Ghendis Multi Manis, yang bergerak di sektor gula. Menurut Adig, keputusan tersebut kembali kepada Bulog. Terlebih, Bulog memang ingin fokus bergerak sebagai badan logistik.

"Bulog pun tidak memiliki pengalaman dalam memproduksi gula, tetapi pengalaman kan bukan patokan. GMM juga salah satu pabrik yang ada di Blora, Jawa yang juga kesulitan bahan baku. Bila pertimbangan Bulog ingin fokus sebagai badan logistik, semua kembali pada Bulog," tambah Adig.

Melihat kondisi yang terjadi saat ini, Adig berharap, pemerintah membantu pabrik-pabrik gula yang ada dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×