Reporter: Sofyan Nur Hidayat |
JAKARTA. Pembangunan pabrik semen Indarung VI di Sumatera Barat (Sumbar) bisa menyelamatkan cadangan bahan baku bagi PT Semen Padang selama 40 tahun ke depan. Namun, jika pembangunannya gagal maka produksi di pabrik existing Semen Padang yang merupakan anak usaha dari PT Semen Gresik Tbk (SMGR) itu bisa terhenti sekitar 7 tahun lagi karena kehabisan bahan baku.
Widodo Santoso, Direktur Utama PT Semen Padang mengatakan pembangunan pabrik semen di Sumbar sangat membantu mengatasi keterbatasan bahan baku semen yang terjadi. Sayangnya hingga saat ini, lahan pembangunan pabrik itu masih terkendala perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Sumbar. Rencana pembangunan pabrik itu menurut Widodo sudah dirintis sejak tahun 2004.
"Dulu kami tidak tahu kalau itu hutan lindung, sampai ada perubahan RTRW yang menyebutkannya sebagai hutan lindung," ungkap Widodo dalam acara dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (7/2).
Semen Padang tengah memperjuangkan perubahan RTRW pemanfaatan hutan guna mengamankan cadangan bahan baku semen. Pembangunan pabrik semen di Sumatera sendiri menurutnya sudah sangat mendesak. Widodo mengatakan jika dilihat dari permintaan semen di Indonesia, permintaan semen dari Sumatera merupakan yang terbesar. Pada tahun 2010 defisit semen di Sumatera mencapai 3,5 juta ton, sedangkan pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 2,8 juta ton.
Semen Padang masih berharap pembangunan pabrik di Sumbar itu bisa berlanjut. Apalagi menurut Widodo, Kementerian Kehutanan sudah menyatakan hutan lindung di Sumbar bisa menjadi Hutan Produksi Terbatas (HPT). Jadi nantinya dari total 33.000 hektare (ha), sebanyak 250 hektare (ha) akan menjadi HPT. Semen Padang sendiri akan memanfaatkan sebanyak 230 hektare (ha).
Jika RTRW berubah sesuai keinginan, pembangunan pabrik itu bisa dilakukan mulai tahun 2012 dan selesai pada tahun 2014. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik baru itu sekitar Rp 3,8 triliun hingga Rp 4 triliun. Pabrik yang akan dibangun memiliki kapasitas 1,5 juta hingga 2,5 juta ton per tahun. Kapasitas pabrik yang dimiliki Semen Padang saat ini sebesar 6 juta ton per tahun.
Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk, Dwi Sutjipto mengatakan dalam mengantisipasi kekurangan bahan baku semen, selain tetap mengusahakan pembangunan pabrik di Sumbar, mereka juga tengah mencari alternatif lain untuk pembangunan pabrik. "Kita juga bisa membangun pabrik di tempat lain yang memiliki potensi misalnya di Aceh atau Sumatera Selatan," ungkap Dwi.
Untuk membiayai pembangunan pabrik itu, Dwi mengatakan mereka akan memanfaatkan dana internal dan eksternal. Saat ini posisi kas internal yang dimiliki Semen Gresik mencapai Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Sedangkan dana eksternal masih akan dipertimbangkan apakah menggunakan pinjaman perbankan atau obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News