kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik Nike senilai US$ 60 juta berdiri di Garut


Rabu, 29 April 2015 / 11:37 WIB
Pabrik Nike senilai US$ 60 juta berdiri di Garut
ILUSTRASI. PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) menyatakan momen Pemilu 2024 tidak membawa pengaruh khusus terhadap bisnis transportasi darat


Sumber: Antara,Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Perindustrian meresmikan pabrik sepatu PT Changshin Reksa Jaya di Garut. Pabrik dengan nilai investasi sebesar US$ 60 juta ini akan memproduksi sepatu merek Nike.

“Kami sangat memberikan apresiasi atas investasi PT Changshin Group. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan ekspor non migas dan peningkatan penyerapan tenaga kerja nasional," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, Senin (27/4) seperti dikutip Antara.

Kapasitas produksi dari pabrik tersebut mencapai 15 juta pasang per tahun dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5.500 orang, di mana keseluruhan produknya akan diekspor ke Eropa, Amerika dan Asia.

Menperin berharap PT Changshin Group dapat mempromosikan Indonesia sebagai basis produksi industri sepatu kepada investor dari Korea untuk berinvestasi di Indonesia.

Menperin mengatakan, industri alas kaki merupakan salah satu sektor prioritas yang terus dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian, mengingat peranannya dalam perolehan devisa ekspor non migas dan penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak.

"Industri alas kaki yang merupakan industri padat karya, sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia," ujarnya.

Menurut dia, investasi industri alas kaki cenderung naik setiap tahunnya, di mana kenaikan rata-rata pada tiga tahun terakhir (2011–2013) sebesar 4,74%.

Pada 2013, investasi industri alas kaki mencapai Rp 10,7 triliun atau naik sekitar 1,25% dibanding tahun sebelumnya, dan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 643 ribu orang.

"Bahkan, ekspor industri alas kaki terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai US$ 4,11 miliar atau naik sebesar 6,44% dibanding tahun sebelumnya," ungkap Menperin.

Hingga saat ini, tujuan ekspor utama produk alas kaki Indonesia di antaranya ke Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang.

"Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang terus meningkat nilai perdagangannya dengan rata-rata nilai surplus dalam lima tahun terakhir mencapai US$ 2,84 miliar," kata Menperin.

Pada akhir 2014, surplus perdagangan produk alas kaki mencapai US$ 3,7 miliar, namun pemenuhan pangsa pasar dunia industri alas kaki Indonesia baru mencapai 3%.

Oleh karena itu, tambah Menperin, perlu ditingkatkan lagi kapasitas produksinya agar industri alas kaki nasional sebagai penghasil devisa negara dapat terus meningkat.

"Dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta jiwa, merupakan pasar potensial dan strategis yang dapat memberikan dukungan positif bagi investor industri alas kaki untuk mengembangkan usahanya di Indonesia," ujar Menperin.

Untuk itu, lanjut Menperin, pemerintah terus melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri melalui kebijakan non-tariff seperti penerapan SNI Wajib, P3DN, dan pengaturan tata niaga untuk impor produk barang jadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×